Social Icons

Pages

Selasa, 03 Desember 2013

PERADABAN ISLAM DI ASIA TENGGARA (PRA MODERN DAN MODERN)



BAB I


A.  Pendahuluan
Sebagaimana Islam telah menyebar dari Timur Tengah menuju Asia Tengah dan dari Afghanistan menuju India, maka Islam menyebar dari berbagai wilayah di India dan Arabia ke semenanjung Malaya dan kepulauan Indonesia. Islam dikenalkan ke wilayah Asia Tenggara dan berkembang dalam bentuk berbeda jika dibandingkan dengan bentuknya yang berkembang di Timur Tengah dan anak benua India. Sementara pada beberapa daerah Islam disebarkan melalui penakhlukan Arab dan Turki, tetapi di Asia Tenggara Islam disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang dan Sufi. [1]
Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan. Pada abad ke-5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.[2]
Sejarah Asia Tenggara
telah dimulai sejak zaman prasejarah. Masyarakat dan kebudayaan di Asia Tenggara, di kemudian hari berkembang menjadi beragam budaya dan bangsa yang berbeda-beda dan spesifik, dengan pengaruh dari budaya India dan budaya Tiongkok. Pada masa pra dan pasca kolonialisme, budaya Arab dan budaya Eropa juga memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat Asia Tenggara pada umumnya.[3]











BAB II
Pembahasan
1.    Letak Geografis Asia Tenggara
Asia Tenggara dipilah dalam dua kelompok: Asia Tenggara Daratan yaitu: Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam.  Dan Asia Tenggara Maritim yaitu: Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Timor Leste.[4]
 





Letak yang strategis dikarenakan:
a.       Letak Asia Tenggara di tengah perjalanan Timur Barat
b.      Dihubungkan dengan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan
c.       Adanya beberapa bandar seperti: Sriwijaya, Perlak, Pasai, Malaka, Batam, Cirebon, Makasar, Brunei, dan Pattani.
d.      Ada hubungan dengan  Lautan Hindi dan Laut China Selatan
e.       Angin muson Barat Daya dan Timur Laut, sehingga mempertemukan para pedagang.[5]

2.    Masuknya Islam di Asia Tenggara
Menurut catatan sejarah, bangsa yang pertama kali diketahui hidup di Asia Tenggara adalah orang Dongson di Vietnam. Mereka sudah tinggal di negeri itu sejak 5000 tahun sebelum Masehi. Disusul kemudian oleh bangsa Thai di Thailand pada 3000 tahun sebelum Masehi. Sedangkan, bangsa Melayu tercatat mulai mengembangkan kehidupannya di Asia Tenggara pada 2500 tahun sebelum Masehi. Selanjutnya, datanglah kaum pendatang dari China, khususnya bangsa Yunani dan lembah Yangtse, di wilayah China Selatan, kemudian bangsa India, Arab, dan Eropa.[6]
Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia Tenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan internasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan pula dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907), kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14), dan Dinasti Umayyah (660-749).[7]
Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China. Pada masa pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, telah datang empat orang Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap dikota Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi). Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim China membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa langsung oleh sahabat dekat Nabi Muhammad SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya. Makin banyak orang Muslim berdatangan ke negeri China baik sebagai pedagang maupun mubaligh yang secara khusus melakukan penyebaran Islam. [8]
Sejak abad ke-7 dan abad selanjutnya Islam telah datang di daerah bagian Timur Asia dan Asia Tenggara. Sebagaimana dikemukakan diatas Selat Malaka sejak abad tersebut sudah mempunyai kedudukan penting. Karena itu, para pedagang dan mubaligh Arab dan Persia yang sampai di China Selatan juga menempuh pelayaran melalui Selat Malaka.[9] Kedatangan Islam di Asia Tenggara dapat dihubungkan dengan pemberitaan dari I-Cing, seorang musafir Budha, yang mengadakan perjalanan dengan kapal yang di sebutnya kapal Po-Sse di Canton pada tahun 671. Ia kemudian berlayar menuju arah selatan ke Bhoga (di sekitar daerah Palembang di Sumatera Selatan). Selain pemberitaan tersebut, dalam Hsin-Ting-Shu dari masa Dinasti yang terdapat laporan yang menceritakan orang Ta-Shih mempunyai niat untuk menyerang kerajaan Ho-Ling di bawah pemerintahan Ratu Sima (674).[10] Dari sumber tersebut, ada dua sebutan yaitu Po-Sse dan Ta-Shih. Menurut beberapa ahli, yang dimaksud dengan Po-Sse adalah Persia dan yang dimaksud dengan Ta-Shih adalah Arab. Jadi jelaslah bahwa orang Persia dan Arab sudah hadir di Asia Tenggara sejak abad-7 dengan membawa ajaran Islam.[11]
Sebelum kedatangan Islam agama-agama Hindu dan Budha adalah kepercayaan utama di Asia Tenggara. Kerajaan-kerajaan di daratan (semenanjung) Asia Tenggara pada umumnya memeluk agama Buddha, sedangkan kerajaan-kerajaan di kepulauan Melayu (Nusantara) umumnya lebih dipengaruhi agama Hindu. Beberapa kerajaan yang berkembang di semenanjung ini, awalnya bermula di daerah yang sekarang menjadi negara-negara Myanmar, Kamboja dan Vietnam. Kerajaan-kerajaan kuno di Asia Tenggara pada umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu kerajaan-kerajaan agraris dan kerajaan-kerajaan maritim. Kegiatan utama kerajaan-kerajaan agraris adalah pertanian. Mereka kebanyakan terletak di semenanjung Asia Tenggara. Contoh kerajaan agraris adalah Kerajaan Ayutthaya, yang terletak di delta sungai Chao Phraya (Thailand), dan Kerajaan Khmer yang berada di Tonle Sap. Kerajaan-kerajaan maritim kegiatan utamanya adalah perdagangan melalui laut. Kerajaan Malaka dan Kerajaan Sriwijaya adalah contoh dari Kerajaan Maritim. [12]
Kekuasaan dominan yang pertama kali muncul di kepulauan adalah Sriwijaya di Sumatra. Dari abad ke-5 Masehi, Palembang sebagai ibukota Sriwijaya menjadi pelabuhan besar dan berfungsi sebagai pelabuhan persinggahan (entrepot) pada jalur Rempah-rempah (spice route). Sriwijaya juga merupakan pusat pengaruh dan pendidikan agama Buddha yang cukup berpengaruh. Kemajuan teknologi kelautan  membuat pengaruh dan kemakmuran Sriwijaya memudar. Kemajuan tersebut membuat para pedagang Tiongkok dan India untuk dapat secara langsung mengirimkan barang-barang diantara keduanya.
Pulau Jawa kerap kali didominasi oleh beberapa kerajaan agraris yang saling bersaing satu sama lain, termasuk diantaranya kerajaan-kerajaan wangsa Syailendra, Mataram Kuno dan akhirnya Majapahit. Para pedagang Muslim mulai mengunjungi Asia Tenggara pada abad ke-12 Masehi. Samudera Pasai adalah kerajaan Islam yang pertama. Ketika itu, Sriwijaya telah diambang keruntuhan akibat perselisihan internal. Kesultanan Malaka, yang didirikan oleh salah seorang pangeran Sriwijaya, berkembang kekuasaannya dalam perlindungan Tiongkok dan mengambil alih peranan Sriwijaya sebelumnya. Agama Islam kemudian menyebar di sekitar kepulauan selama abad ke-13 dan abad ke-14 menggantikan agama Hindu, dimana Malaka (yang para penguasanya telah beragama Islam) berfungsi sebagai pusat penyebarannya di wilayah ini. Beberapa kesultanan lainnya, seperti kesultanan Brunei di Kalimantan dan kesultanan Sulu di Filipina secara relatif mengalami sedikit hubungan dengan kerajaan-kerajaan lainnya.[13]
Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di Asia Tenggara ini, ada 3 teori. Teori kedatangan Islam dari:
a.    Teori Semenanjung Arab:
1) Dikemukakan oleh John Crawford disokong Syed Muhamad Naquib l-Attas. Buktinya:
a)    Aktivitis perdagangan meneruskan catatan China yang menyataka orang Arab dan Parsi mempunyai pertempatan di Canton pada 300M.
b)   Pedagang Arab dapat menguasai laut dari pelabuhan Iskandariah hingga China. Telah berdagang di rantau ini terutama setelah kemunculan Islam pada abad 7 M.
c)    Pedagang Arab singgah di pelabuhan utama Asia Tenggara sebelum ke China, tempat menunggu dari angin muson.
d)   Menetap beberapa bulan dan mewujudkan perkampungan dan ada urusan jual beli barang mewah dari China dan India. Perkampungan Islam  Ta Shih di Sumatera Utara pada 650 M menurut catatan China.
e)    Perkawinan  dengan orang pesisir.
f)    Wujud  persamaan tulisan kesusasteraan di Asia Tenggara dan Arab.                                         
g)    Pengislaman raja-raja melayu oleh syeikh dari Arab seperti dalam Hikayat raja-raja Pasai keturunan sufi. Berjaya  mengislamkan Merah Silu ( Malik al-Salih. ) Raja Pattani Phaya Tu Nakpa diislamkan Syeikh Said.[14]
2) Faktor-faktor yang membuat  tertarik dengan Islam:
a)    Tertarik dengan nilai Islam yang murni.
b)   Amalan pendakwah Islam mengamalkan nilai Islam yang murni seperti kejujuran pedagang Islam, menjaga kebersihan.[15]

3)   Catatan tempatan tentang pengislaman Raja-raja Melayu:
a)    Hikayat Raja-raja Pasai.
b)   Hikayat Merong mahawangsa, Raja Kedah diislamkan oleh Syeikh Abdullah al-Yamani
c)    Hikayat Aceh, Syekh Abdullah Arif berusaha mengembangkan Islam.
d)    Sejarah Kepulauan Sulu,  Sharif Hasan dan  menyebarkan Islam di Sulu.

b.      Teori China
 1)  Dikemukakan oleh Emanuel Gadinho antara lain:
a)      Khan Fo atau Canton  menjadi pusat perdagangan Arab sejak  abad 9M
b)      Menyebarkan Islam dikalangan peniaga China kemudian sebar ke Asia Tenggara.
2)  Menurut Fatimi antara lain:
Berpindahahnya pedagang Islam di Canton ke Asia Tenggara pada 876 M.
3)  Bukti lain:
a)      Penemuan batu nisan bertarikh 1028 M di Permatang Pasir, Pulau Tambun, Pekan Pahang mempunyai ayat al-Quran dan kalimah Arab, bukti Islam telah sampai sbelum abad 13M.
b)      Dibawa oleh mubaligh Cina menerusi Laut Cina Selatan ke Phang Rang IndoCina dan Pekan Pahang.
c)      Persamaan seni bina China dan seni bina masjid di Kelantan, Malaka dan Jawa. Di Melaka bentuk bumbung, atap genting, warna merah dan kuning pada kayu kepala pintu, lantai, dinding, tangga, dan kolam air.[16]


c.       Teori India
 Dari  wilayah Gujarat dan Pantai Coromandel. Abad 13M Dikemukan oleh Snouck Hurgronge, Buktinya:
1)   Hubungan Asia Tenggara dan India sudah lama, karena pedagang Islam India sudah tersebar di Asia Tenggara
2)   Gujarat pelabuhan penting pada zaman Alaudin Khinji di India.
3)   Batu marmer pada batu nisan Malik al-Salih di pasai mempunyai ciri-ciri India.
Cara penyebaran Islam di Asia Tenggara diantaranya:
a.       Perdagangan
Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia. Serta hubungan dengan pelabuhan-pelabuhan di Selat Malaka, Teluk Siam, IndoChina, Kepulauan Rempah seperti Maluku dan Makasar sebagai pusat kegiatan manusia dari berbagai tempat. Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena factor hubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang Muslim. Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.[17]
b.      Pernikahan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum dikawin mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim. Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.[18]
c.       Politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam. Contoh: Mega Iskandar Shah Malaka dengan Raja Malik al Salih Pasai.[19]
d.      Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf,atau parasufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.  Mereka mahir dalam hal yang magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka ada juga yang mengawini masyarakat setempat. Dengan tasawuf bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran pra Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik ini masih berkembang di abad ke-19 M bahkan di abad ke 20 M ini.
e.       Saluran pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam.[20]
f.       Saluran kesenian
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.[21]
3.    Lahirnya kerajaan Islam
a.       Kerajaan Perlak, Samudera-Pasai, Malaka, Aceh, Demak, Mataram, Sulu dan Mindanau. Di Brunei : Pattani, Johor.
b.      Meluaskan kawasan menjadi pusat penyebaran Islam
c.       Malaka sejak abad ke-15 Perak Bendahara Malaka. Berjaya menawan pesisiran pantai Sumatera Utara, seperti Aru, Rokan, Siak, Kampar, dan Inderagiri.
d.      Demak menyebarkan Islam ke Jawa dengan menguasai Majapahit, kemudian diikuti Pahang dan Mataram
e.       Menjadi pusat perdagangan yang penting.
f.       Pattani diislamkan pada 1457 dan Raja Phaya Tu Nakpa menganut Islam.
g.       Brunei sebagai pusat perdagangan penting di Borneo dan Islam mula tersebar  pada  abad ke-15 dan 16.
h.      Bukti keislaman Champa, ditemukan batu nisan 1039 M dan prasasti 1025M yg mencatatkan syarat pembayaran cukai dan hutang.[22]

4.    Pusat kebudayaan
a.       Pusat kebudayaan telah wujud di Perlak, Samudera-Pasai, Riau, dan Aceh.
b.      Pusat keilmuan dan penyebaran Islam.
c.       Zaman Samudera-Pasai – menjadi pusat penterjemahan kitab Arab ke Melayu. Antaranya Kitab al-Dural al-Manzun dihantar oleh Sultan Mansur Shah. Diterjemah oleh Makdun Patakan.
d.      Hasil kesusasteraan Zaman Melaka dipengaruhi tulisan Arab spt: Hikayat Muhamad Ali Hanafiah, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Nabi Bercukur, Hikayat Muhamad Ali Hanafiah dan Amir Hamzah menjadi bahan bacaan dan  semangat menentang mussuh dalam perang.
e.       Di Aceh karya puisi  seperti  : Bustanus Salatin – kisahkan sebuah kerajaan, istana kota dan taman-taman.
f.       Ulama yang hasilkan karya pemikiran Islam seperti Hamzah al-Fansuri, Syeikh Nuruddin al-Raniri, Syeikh Samsudin al-Sumaterani, dan Abdul Rauf Singkel.

5.    Pengaruh Islam di Asia Tenggara
Sebelum Islam masyarakat Asia Tenggara berpegang pada amalan Hindu, Budha dan roh nenek moyang. Wujud dalam politik, ekonomi, dan sosial. Setelah Islam masuk wujud unsur-unsur baru yang diperkenalkan sehingga kini yang merangkumi dalam:
a.       Pemerintahan
1)      Perubahan dalam sistem pemerintahan raja dalam sistem Islam seperti: Sultan sebagai Raja/ ketua negara dan kerajaan.
2)      Penasihat Sultan dengan sebutan  jawatan khadi, khatib, bilal, pemungut zakat, penyelia baitul mal, dan penjaga harta wakaf.
3)      Memupuk semangat persaudaraan di kalangan umat Islam.
4)      Raja Malaka diberi gelaran Khalifahtul Mukminin artinya pemimpin orang mukmin.
5)      Islam menjadi agama resmi dalam kerajaan Malaka, Brunei.
6)      Penggunaan Konsep Khalifah Allah ialah wakil Allah di bumi. Harus menunaikan amanah, dan perintah dengan adil serta menerapkan unsur Islam bagi menggantikan konsep dewa raja Hindu. Contoh : Sultan al-Zahir Samudera Pasai.
7)      Undang-undang Syariah diperkenalkan. [23]




b.      Pendidikan 
1)      Sistem Pendidikan
a)      Sebelum Islam pendidikan hanya terbatas kepada golongan bangsawan saja.
b)      Selepas Islam tersebar luas kepada seluruh masyarakat. Disebarkan melalui: Istana, Pondok, Pesantren,  Madrasah, dan Surau.
2)      Pusat pendidikan awal Islam:
a)      Kerajaan Perlak di Sumatera Utara – melalui Dayah atau Pondok
b)      Samudra Pasai sebagai pusat terjemahan karya agama dan tempat rujukan   kerajaan Islam lain seperti Malaka.
c)      Pendidikan Pondok muncul awal kedatangan dan peluasan Islam di Asia    Tenggara. Seperti di Pattani, Aceh, dan Jawa.

3)      Wanita juga digalakkan belajar dan diberi peluang yang sama dengan lelaki baik dalam pemerintahan.

4)      Lembaga  Pendidikan
a)      Istana: Tempat  ulama bicara hukum dengan sultan dan pembesar , juga sampaikan ilmu dan nasihati sultan.
b)      Surau: Tempat belajar al-Quran secara tidak formal dan gurunya ajar tidak tetap.
c)      Madrasah:  Sistem pendidikan formal.
d)      Pondok: Pusat pengajian Islam terutama di Pattani dan  Melayu, di Aceh Dayah dan di Jawa dikenal dengan Pesantren.[24]

5)      Materi ajar
Fikih, Usuludin, Tasawuf, hadis, Tafsir, bahasa pengantar  yang digunakan   adalah Melayu dan Arab.[25]
c.       Cara Hidup
Sebelum Islam datang masyarakat dipengaruh oleh animisme, hindu dan buddha setelah Islam datang  beransur hilang. Cara berpakaian Islam seperti berkerudung dan bersongkok. Sifat tolong menolong, hormat menghormati, dan berkerjasama, bersatu padu dan wujud semangat kerjasama.

d.      Kesenian
1)      Khat pada batu nisan , bilah mata keris, dan ukiran kayu. Kreativitas masyarakat tempatan batu nisan semakin menarik seperti Batu  nisan Sultan al-Malik  Ibrahim ditulis dengan ayat al-Quran, selain syair dan makam Naina Hisham al-Din 1420M, pengaruh seni Arab Parsi.
2)      Seni pada masjid, surau, rumah kediaman guna kaligrafi arab. Seperti Masjid Ubudiah Kuala Kangsar, Masjid Brunei.[26]

6.    Penjajahan Eropa
Bangsa Eropa pertama kali sampai di Asia Tenggara pada abad keenam belas. Ketertarikan di bidang perdaganganlah yang umumnya membawa bangsa Eropa ke Asia Tenggara, sementara para misionaris turut serta dalam kapal-kapal dagang dengan harapan untuk menyebarkan agama Kristen ke wilayah ini. Portugis adalah kekuatan Eropa pertama yang membuka akses jalur perdagangan yang sangat menguntungkan ke Asia Tenggara tersebut, dengan cara menaklukkan Kesultanan Malaka pada tahun 1511. Belanda dan Spanyol mengikutinya dan segera saja mengatasi Portugis sebagai kekuatan-kekuatan European utama di wilayah Asia Tenggara. Belanda mengambil-alih Malaka dari Portugis di tahun 1641, sedangkan Spanyol mulai mengkolonisasi Filipina (sesuai nama raja Phillip II dari Spanyol) sejak tahun 1560-an. Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur yang bertindak atas nama Belanda, mendirikan kota Batavia (sekarang Jakarta) sebagai pusat perdagangan dan ekspansi ke daerah-daerah lainnya di pulau Jawa, serta wilayah sekitarnya.
Inggris, yang diwakili oleh British East India Company, secara relatif datang ke wilayah ini. Diawali dengan Perang, Inggris mulai memperluaskan kerajaan mereka di Asia Tenggara. Mereka juga menguasai wilayah-wilayah Belanda selama Perang Napoleon. Di tahun 1819, Stamford Raffles mendirikan Singapura sebagai pusat perdagangan Inggris dalam rangka persaingan mereka dengan Belanda. Meskipun demikian, persaingan tersebut mereda di tahun 1824 ketika dikeluarkannya traktat Anglo-Dutch yang memperjelas batas-batas kekuasaan mereka di Asia Tenggara. Sejak tahun 1850-an dan seterusnya, mulailah terjadi peningkatan kecepatan kolonisasi di Asia Tenggara.
Kejadian ini, yang disebut juga dengan nama Imperialisme Baru, memperlihatkan terjadinya penaklukan atas hampir seluruh wilayah di Asia Tenggara, yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan kolonial Eropa. VOC dan East India Company masing-masing dibubarkan oleh pemerintah Belanda dan pemerintah Inggris, yang kemudian mengambil-alih secara langsung administrasi wilayah jajahan mereka. Hanya Thailand saja yang terlepas dari pengalaman penjajahan asing, meskipun Thailand juga sangat terpengaruh oleh politik kekuasaan dari kekuatan-kekuatan Barat yang ada. Tahun 1913, Inggris telah berhasil menduduki Burma, Malaya dan wilayah-wilayah Borneo, Perancis menguasai Indocina, Belanda memerintah Hindia Belanda, Amerika Serikat mengambil Filipina dari Spanyol, sementara Portugis masih berhasil memiliki Timor Timur.[27]
Penguasaan kolonial memberikan dampak yang nyata terhadap Asia Tenggara. Kekuatan-kekuatan kolonial memang memperoleh keuntungan yang besar dari sumber daya alam dan dan pasar Asia Tenggara yang besar, akan tetapi mereka juga mengembangkan wilayah ini dengan tingkat pengembangan yang berbeda-beda. Perdagangan hasil pertanian, pertambangan dan ekonomi berbasis eksport berkembang dengan cepat dalam periode ini. Peningkatan permintaan tenaga kerja menghasilkan imigrasi besar-besaran, terutama dari India dan Cina, sehingga terjadilah perubahan demografis yang cukup besar. Munculnya lembaga-lembaga negara bangsa modern seperti birokrasi pemerintahan, pengadilan, media cetak, dan juga pendidikan modern (dalam lingkup yang terbatas}, turut menaburkan benih-benih kebangkitan grakan-gerakan nasionalisme di wilayah-wilayah jajahan tersebut.

7.    Asia Tenggara Modern
Asia Tenggara modern memiliki ciri-ciri pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada sebahagian besar negara-negara anggotanya dan semakin dekatnya integrasi regional. Singapura, Brunei dan Malaysia secara tradisional mengalami pertumbuhan yang tinggi dan pada umumnya dianggap sebagai negara-negara yang lebih maju di wilayah ini. Thailand, Indonesia dan Filipina dapat dianggap sebagai negara-negara berpenghasilan menengah di Asia Tenggara, sementara Vietnam pada beberapa waktu terakhir juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Beberapa negara yang masih tertinggal pertumbuhannya adalah Myanmar, Kamboja, Laos, dan Timor Timur yang baru merdeka. Agama yang dianut oleh penduduk Asia Tenggara sangat beragam dan tersebar di seluruh wilayah. Agama Buddha menjadi mayoritas di Thailand, Myanmar, dan Laos serta Vietnam dan Kamboja.
Agama Islam dianut oleh mayoritas penduduk di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam menjadi negara dengan penganut Islam terbanyak di dunia. Agama Kristen menjadi mayoritas di Filipina. Di Singapura, agama dengan pemeluk terbanyak adalah agama yang dianut oleh orang Tionghoa seperti Buddha, Taoisme, dan Konfusianisme.
Negara-negara Asia Tenggara:
No
Negara
Kepala Negara
Agama
Suku Bangsa
Hasil Pertanian
1
Malaysia
Yang dipertuan Agung
Islam, Budha, Hindu, Kristen & Konguchu
Melayu, Cina, India
Karet, beras, kelapa sawit
2
Thailand
Raja
Budha, Islam, Kristen
Thai, Cina, Melayu
Beras, karet, jagung, gula
3
Filiphina
Presiden
Katholik, Islam, Protestan, Anglipayan
Filipina, Moro, Negrito
Gula, Beras, Nanas
4
Singapura
Presiden
Budha, Hindu, Kristen, Islam, dan Konghucu
Cina, Melayu, India, Pakistan
Buah-buahan, Anggrek
5
Indonesia
Presiden
Budha, Hindu, Kristen, Islam, Protestan, dan Konghucu
Jawa, Sunda, Batak, Madura, Bugis, Asmat,
Besi, Jagung, Kedelai, Gula,
6
Brunei Darussalam
Sultan
Islam
Melayu, Cina
Karet, Beras, Rempah-rempah
7
Vietnam
Presiden
Budha, Katholik, Islam
Vietnam, Cina, Khmer
Karet, Beras, Kelapa sawit, Kayu
8
Myanmar
Presiden
Budha, Islam, Hindi, Kristen
Vietnam, Cina, Khmer
Karet, Kayu jati, Gandum, Jagung
9
Laos
Presiden
Budha, Kristen, Animisme
Thai, Khmer, Cina
Getah dammar, Padi
10
Kamboja
Raja
Budha, Islam
Khemr, Cina, Vietnam
Padi, Jagung, dan Karet
11
Timor Leste
-
-
-
-

Gambar 02. Tabel Negara Asia Tenggara[28]

8.    Politik dan Ekonomi Asia Tenggara Modern
Pada tanggal 8 Agustus 1967, Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) didirikan oleh Thailand, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Setelah diterimanya Kamboja ke dalam kelompok ini pada tahun 1999, Timor Timur adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang bukan merupakan anggota ASEAN. Tujuan ASEAN adalah untuk meningkatkan kerjasama antar komunitas Asia Tenggara. ASEAN Free Trade Area (AFTA) telah didirikan untuk mendorong peningkatan perdagangan antara anggota-anggota ASEAN. ASEAN juga menjadi pendukung utama dalam terciptanya integrasi yang lebih luas untuk wilayah Asia-Pasifik melalui East Asia Summit.[29]

9.    Agama Islam di Negara-Negara Asia Tenggara
a.       Agama Islam di Indonesia
Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dibawa oleh pedagang Islam dari Arab, Gujarat dan Malabar. Cara menyiarkan Islam dengan damai tidak dengan kekerasan atau paksaan. Adapun daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam ialah Sumatera bagian Utara, sumatera Barat dan Jawa Tengah. Perkembangan Islam di Sumatera dapat pesat setelah kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, terutama di Samudera Pasai. Dari Samudera Pasai Islam berkembang ke Malaka, Minangkabau, Riau, Tapanuli dan lain-lainnya.
Agama Islam masuk ke Jawa pada masa pemerintahan Ratu Sima (674 M) dan Islam dapat berkembang dengan pesatnya setelah kerajaan Hindu di Majapahit mengalami kemerosotan. Adapaun yang sanagt berperan dan berjasa menyiarkan agama Islam ke seleruh pelosok Jawa ialah Wali Songo. Sedangkan perkembangan agama Islam di Sulawesi tidak sepesat seperti di Sumatera dan Jawa, karena adanya pertentangan Islam dengan kerajaan yang belum Islam demi kepentingan politik. Adapun perkembangan Islam di Kalimantan sangat pesat, sejak Sultan Suryanullah tahun 1550 M. Demak mengirimkan para penghulu untuk mengajar agama Islam kepada masyarakat Kalimantan. Agama Islam berkembang di Kutai ± tahun 157 M, di Brunei sejak abad Ke-15, di Kalimantan Barat sejak tahun 1550 M , dan kepada suku Dayak tahun 1677 M. Bersamaan dengan berkembangnya agama Islam maka berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia antara lain di Demak, Pajang, Mataram, Banten, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera.
Agama Islam di Indonesia dapat berkembang dengan baik dan pesat. Hal itu terbukti sekitar 88 % (1985) penduduk menganut agama Islam, kemudian tempat-tempat ibadah banyak dibangun disetiap kota-kota, desa dan lain sebagainya. Tempat-tempat pengajian, tempat-tempat TPA atau Taman Pendidikan Al-qur’an hampir di setiap kampung ada. Disamping itu, pada hari raya Idul Fitri, hari raya Qurban kita dapat menyaksikan orang Islam berduyun-duyun ke lapangan untuk shalat. Juga dalam pembagian zakat fitrah, penyembelihan hewan kurban dan pelaksanaan ibadah haji, yang tiap tahun calon jamaah haji Indonesia selalu bertambah dan untuk tahun 1995 calon haji (yang mendaftar) samapai 240.000 orang sehingga melebihi kuota. Maraknya jilbab di sekolah-sekolah dan kampus-kampus perguruan tinggi, maraknya gerakan dakwah kampus, lahirnya organisasi remaja masjid, pesantren-pesantren kilat pada masa liburan sekolah, lahirnya ICMI, Bank Muamalat, Asuransi Islam dan sebagainya. Semua itu, menunjukan bahwa agama Islam dapat berkembang baik di Indonesia. Di Indonesia terdapat Masjid terbesar di Asia Tenggara yaitu Masjid Istiqlal yang bertempat di Jakarta. [30]
 


b.      Agama Islam di Singapura
Perkembangan Islam di singapura boleh dikatakan tidak ada hambatan, baik dari segi politik maupun birokratis. Muslim di Singapura ± 15 % dari jumlah penduduk, yaitu ± 476.000 orang Islam. Sebagai temapt pusat kegiatan Islam ada ± 80 masjid yang ada di sana. Pada tanggal 1 Juli 1968, dibentuklah MUIS (majelis Ulama Islam Singapura) yang mempunyai tanggung jawab atas aktivitas keagamaan, kesehatan, pendidikan, perekonomian, kemasyarakatan dan kebudayaan Islam.[31]
c.       Agama Islam di Thailand
Agama Islam masuk ke Thailand dengan melalui Kerajaan Pasai (Aceh). Ketika Kerajaan Pasai ditaklukan Thailand, raja Zainal Abidin dan orang-orang Islam banyak yang ditawan. Setelah mereka membayar tebusan mereka dikeluarkan dari tawanan, dan para tawanan tersebut ada yang pulang dan ada juga yang menetapa di Thailand, sehingga mereka menyebarkan agama Islam. Ketika raja Thailand menekan Sultan Muzaffar Syah (1424-1444) dari Malak agar tetap tuduk kepada Thailand dengan membayar upeti sebanyak 40 tahil emas per tahun ditolaknya, kemudian Raja Pra Chan Wadi menyerang Malaka, tetapi penyerangan tersebut gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1444-1477) tentara Thailand di Pahang dapat dibersihkan. Wakil Raja Thailand yang bernama Dewa Sure dapat ditahan, tetapi beliau diperlakukan dengan baik. Bahkan, puterinya diambil istri oleh Mansyur Syah untuk menghilangkan permusuhan antara Thailand dengan Malaka. Pada akhir-akhir ini, muslim Pattani cukup lama mendapat tekanan dan penindasan dari rezim Bangkok yang memeluk Budha.

d.      Agama Islam di Filipina
Berdasarkan catatan Kapten Tomas Forst tahun 1775 M, ada orang Arab yang mula-mula masuk pulau Mindanau (Filiphina) adalah Mubalig yang bernama Kebungsuan pada abad ke-15 M. Sedangkan yang menyebarkan agama Islam di pulau sulu ialah Sayid Abdul Aziz (Sidi Abdul Aziz) dari Jeddah. Ulama ini juga mengislamkan raja Malaka pertama yang semula beragama Hindu, yakni Permaisura diganti dengan Muhammad Syah. Kemudian yang disusun dengan mubalig Abu Bakar yang menyebarkan Islam ke Pulau Sulu, Pulau Luzon dan sebagainya. Muslim di Filipina adalah minoritas dan nasib mereka sekarang sangat memprihatinkan. Seperti nasib muslim di Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar, di situ umat Islam mendapat gangguan, tekanan bahkan pembasmian dari pihak-pihak yang memusuhinya. Hingga kini muslim Moro terus berjuang untuk memperoleh otonomi karena mereka selalu ditindas dan diperlakukan sebagai warga kelas dua oleh pemerintah Manila. Oleh karena itu, muslim Moro terus berjuang mempertahankan diri, agama dan identitas sebagai muslim.[32]
e.       Agama Islam di Malaysia (Malaka)
Sekitar abad ke-14 agama Islam masuk ke Malaysia dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia, Gujarat dan Malabar. Disamping itu, ada seorang ulama bernama Sidi Abdul Aziz dari Jeddah yang mengislamkan pejabat pemerintah Malaka dan kemudian terbentuklah kerjaan Islam di Malaka dengan rajanya yang pertama Sultan Permaisura. Setelah beliau wafat diganti oleh Sultan Iskandar Syah dan penyiaran Islam bertambah maju, pada masa Sultan Mansyur Syah (1414-1477 M). Sultan suka menyambung tali persahabatan dengan kerajaan lain seperti Syam, Majapahit, dan Tiongkok. Kejayaan Malaka dapat dibina lagi sedikit demi sedikit oleh Sultan Aludin Syah I, sebagai pengganti Muhammad Syah. Kemudian pusat pemerintahannya dari Kampar ke Johor (Semenanjung Malaka). Sultan Alaudin Syah I dikenal sebagai Sultan Johor yang pertama dan negeri Johor makin nertambah ramai dengan datangnya para pedagang dan pendatang.
Sampai sekarang perkembangan agama Islam di Malaysia makin bertambah maju dan pesat, dengan bukti banyaknya masjid-masjid yang dibangun, juga terlihat dalam penyelenggaraan jamaah haji yang begitu baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkemabangan Islam di Malaysia, tidak ada hambatan. Bahkan, ditegaskan dalam konstitusi negaranya bahwa Islam merupakan agama resmi negara. Di kelantan, hukum hudud (pidana Islam) telah diberlakukan sejak 1992. kelantan adalah negara bagian yang dikuasai partai oposisi, yakni Partai Al-Islam se-Malaysia (PAS) yang berideologi Islam. Dalam pemilu 1990 mengalahkan UMNO dan PAS dipimpin oleh Nik Mat Nik Abdul Azis yang menjabat sebagai Menteri Besar Kelantan.[33]

f.       Agama Islam di Brunei Darussalam
Agama Islam di Brunei dapat berkembang dengan baik tanpa ada hambatan-hambatan. Bahkan, agama Islam di Brunei merupakan agama resmi negara. Untuk pengembangan agama Islam lebih lanjut telah didatangkan ulama-ulama dari luar negeri, termasuk dari Indonesia. Masjid-masjid banyak didirikan. Umat Islam di Brunei menikmati kehidupan yang benar-benar sejahtrera sesuai dengan namanya Darussalam (negeri yang damai). Pendapatan perkapita negara ini termasuk tertinggi di dunia. Pendidikan dan perawatan kesehatan diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah. Negara Brunei Darussalam merupakan negara termuda di Asia Tenggara (merdeka tahun 1984 dari Inggris). Penduduk Brunei Darussalam mayoritas beragama Islam.[34]

10.                        Analisis
Dari pemaparan di atas ada beberapa yang perlu dianalisis antara lain:
1.    Mengapa Asia Tenggara mudah menerima Islam tanpa harus peperangan?
Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang. Hal ini berbeda dengan daerah Islam di Dunia lainnya yang disebarluaskan melalui penaklulan Arab dan Turki. Islam masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka dan tanpa pemaksaan sehingga Islam sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara.Adapun beberapa faktor yang membuat  tertarik dengan Islam:
a)    Tertarik dengan nilai Islam yang murni.
b)   Pendakwah Islam mengamalkan nilai Islam yang murni seperti kejujuran pedagang Islam, menjaga kebersihan.[35]
c)    Islam pada umumnya disebarkan secara damai (penetration pacifique). Melalui perantara pedagang-pedagang Muslim dari Dunia Timur. Islamisasi mengalami kendala karena masyarakat-masyarakat yang telah lama dipengaruhi oleh askestisme Hindu-Budha dan sinkretisme penduduk lokal. Selain itu, juga bersaing dengan kehadiran para misionaris Kristen di Barat.
d)   Pada perkembangannya Islam mampu menjadi agama mayoritas di Asia Tenggara. Banyak faktor yang menerangkan tentang hal tersebut, antara lain:
1)   Pedagang Muslim asing yang datang ke Asia Tenggara memperkenalkan Islam guna mendapatkan keunggulan ekonomi dan politik di kalangan masyarakat pribumi. Para pedagang Muslim memperkenalkan ketentuan-ketentuan hukum Islam mengenai perdagangan dan mengambil keuntungan ekonomi secara maksimal sehingga mampu membatasi adanya pilihan terhadap agama-agama lain.
2)   Adanya kesamaan bentuk Islam yang pertama kali datang ke Indonesia dengan sifat mistik dan sinkretisme kebudayaan nenek moyang setempat. Islam tasawuf diterima oleh penduduk pribumi sehingga Islam mampu hidup berdampingan secara damai dengan kepercayaan nenek moyang Jawa. Muncul kaum santri, abangan dan priyayi.
3)   Teori lain menurut ahli-ahli Kristen. Sifat Islam yang sederhana mengandung unsur-unsur perkauman (tribalisme) yang menyebabkan Islam mudah dan cepat berkembang di kalangan masyarakat yang memiliki system kepercayaan dan tradisi yang tidak canggih. Kesederhanaan Islam cukup dengan membaca dua kalimat shahadah. Tapi Islam bukan sekedar shahadah tetapi banyak mengandung banyak ajaran lain yang menyangkut segala aspek kehidupan. Seperti yang diungkapkan oleh Snouck Hourgonje bahwa Islam tidak sesederhana itu karena perkembangan Islam di Timur Tengah sendiri diwarnai dengan Liberalisme.

2.      Adakah Penyebaran Islam di Asia Tenggara melalui jalur darat?
Dalam studi penyebaran Islam di wilayah daratan Asia Tenggara yang meliputi Thailand, Myanmar dan Indocina, pola penyebaran melalui perdagangan sangat dominan sekali. Selain itu adanya emigrasi suatu penduduk untuk mendiami wilayah baru di daratan Asia Tenggara ikut pula mempengaruhi proses penyebaran agama islam seperti contohnya di wilayah  Thailand, Myanmar dan Indocina.[36]

a)      Thailand
Kedatangan Islam di Thailand telah terasa pada masa kerajaan Sulothai pada abad XIII. Dalam proses penyebaran agama Islam di negeri ini faktor yang paling dominan adalah melalui perdagangan terutama saat masa kerajaan Ayutthaya. Pada waktu itu orang-orang muslim Thailand memiliki peran yang sangat penting diantaranya sebagai saudagar, menteri maupun kepala pelabuhan. Sehingga secara langsung mupun tidak langsung memiliki akses ke dalam kerajaan dan menjadi kelompok yang sangat berpengaruh di istana. [37]
Maka dengan pengaruh-pengaruh dari orang orang muslim yang memiliki posisi penting itu menjadi lebih leluasalah penyebaran agama islam terutama kepada rakyat yang memang memiliki kontak langsung dalam perdagangan dan jaminan politik dari raja-raja yang berkuasa secara langsung memberi ruang yang cukup untuk mengenalkan islam secara terbuka. Sebenarnya wilayah selatan thailand pada masa dahulu bukan termasuk wilayah thailand. Sebenarnya semenanjung Malaya yang berpenduduk melayu yang dikelola dalam negara-negara kecil. Orang-orang melayu ini memeluk agama islam sepanjang abad ke lima belas. Satu abad sebelumnya, kerajaan Thailand mulai melakukan penakhlukan dan serangan di semenanjung malaya yang memuncak pada 1767 M, dengan penaklukan semua negara muslim sampai ke Ligor.
 Hingga akhirnya wilayah Patani pun menjadi bagian dari kerajaan sejak abad ke sembeilan belas . Inilah yang nantinya membuat mengapa etnis muslim thailand terkonsentrasi di wilayah selatan. Kaum muslim tidak hanya mampu mengontrol jalur perdagangan yang melintasi semenanjung, namun juga mampu mengamankan perjanjian administratif di seluruh kerajaan Ayutthaya. Namun demkian komunikasi yang kurang bagus dan hal-hal lain yang bersangkutan dengan elit penguasa kerajaan pada saat itu yang jelas non muslim membuat penyebaran islam menjadi terkendala dan hanya terfokuskan di wilayah thailand selatan terutama yang berbatasan dengan semenanjung Malaka dan wilayah malaysia (melayu).
Hingga pada akhirnya, rapuhnya melayu patani di thailand selatan, hancurnya kekuatan politik dan hilangnya peran elite tradisional mereka menimbulkan efek melemahkan umat. Bahasa melayu yang menjadi perekat identitas mereka dan media dalam sistem pengajaran dihapuskan,  karena mendapat pengawasan dari penguasa kerajaan. Komunitas muslim yang belum banyak itu, hanya sekitar dua juta juwa mengalami dilema yang kompleks. Diperburuk oleh keadaan kelompok muslim yang terpusat di propinsi bagian selatan yang menginginkan kemerdekaan dan keikutsertaan mereka dalam bernegara tidak mendapat tempat, akhirnya mereka menjadi bangsa yang diburu dan ditaklukan.[38]



b)      Myanmar
Islam sampai ke Myanmar melalui banyak jalan. yaitu, para pedagang arab muslim menetap di garis pantai selama abad pertama hijriyah (ke 7 M) atau sesudahnya, mula mula di atas pantai Arakan, dan kemudian ke selatan. Kemudian disusul oleh komunitas india dan malaysia (melayu) yang telah efektif dalam menyebarkan agama islam. Akhirnya para pengungsi dari Yunnan di abad sembilan belas menetap di bagian utara negeri itu. Suatu negara muslim pada saat itu didirikan di Arakan ketika sultan bengal yang Muslim Nasiruddin Mahmud Shah (1442-1459 M) membantu raja Sulaiman Naramitha membangun negara  yang muslim.
Pemerintahan muslim berlangsung beberapa abad di Arakan dan meluas ke selatan sejauh Moulmein selama pemerintahan Sultan salim Shah Razagri 91593-1612 M). Pada saat itu bahasa Persia merupakan bahasa negara bagu negara muslim Arakan. Ibukotanya Myohaung. Pada 1784 myanmar yang pengikut budha menaklukan negara muslim, diikuti antara 1824 dan 1826 oleh Inggris. Maka pada saat Myanmar merdeka pada 1948, Arakan dimasukkan kedalam wilayah kekuasaan negara Myamnar. [39]

c)      Wilayah Indocina
Pada abad pertengahan, Indocina dibagi kedalam tiga kerajaan: Annam (Vietnam sekarang), Kampuchea dan Champa. Annam terdiri hanya dataran Tonkin Utara, yakni delta sungai merah. Annam adalah negara budha. Sementara Kampuchea adalah wilayah kerajaan Hindu yang memiliki wilayah lebih luas daripada yang dimiliki oleh negara Kamboja dewasa ini. Sementara bagian tengah dari Vietnam sekarang, pada waktu itu adalah wilayah kekuasaan Champa.
Wilayah ini pernah mengalami suatu fase yang memerankan peranan pentingd alam perkembangan islam, khususnya di wilayah indocina, baik menyangkut politik maupun ekonomi. Dominasi kaum muslim dalam perdagangan dan upaya penyiaran islam yang amat gencar dilakukan di daerah ini telah membantu menfasilitasi naik pamornya kelompok muslik di Indocina terutama yang berpusat di wilayah kerajaan kampuchea. Di antara wilayah-wliayah indocina lainnya seperti vietnam dan laos, wilayah Kampuchea memiliki peranan dan pengaruh kaum muslim lebih besar, karena beberapa abad sebelumnya di Champa, yang kemudian bergabung dengab kerajaan kampuchea pernah terdapat kesultanan Muslim.
Penduduk muslim kampuchea, sebagaimana kaum muslim lainnya bersifat kosmopolitan. Mungkin karena faktor inilah yang kemudian menjadikan penguasa kampuchea masuk islam di awal abad ke 17.
Mayoritas muslim di wilayah ini berasal dari etnis Cham. Sulit dipastikan kapan cham mulai mengenal al Qur’an. Islam memasuki masyarakat Champa diperkirakan pada periode dinasti Zoong di China (960-1280 M). Komunitas muslim cham sudah ada pada abad ke X.
Tampaknya melalui hubungan dengan orang-orang melayu lah Cham menjadi muslim. Setelah kejatuhan negeri pada tahun 1470 oleh kerajaan Annam yang agresif dan selalu melakukan ekspansi dan mengambil seluruh wilayah kerajaan Champa, menyaksikan sebagian komunitas mereka mengungsi ke Kampuchea, dimana mereka semua adalah muslim. Maka kerajaan Champa ini memiliki pertalian dengan negara Hindu jawa dan malaka. Ketika wilayah ini dikuasai oleh Annam dan ditawarkan memasuki agama islam, memeluk islam secara masal. Hingga akhirnya seperti dijelaskan sebelumnya melakukan emigrasi ke wilayah Kampuchea dan sempat sukses membawakan agama islam kepada elit penguasa kerajaan kampuchea.[40]

3.       Adakah penyebaran Islam di Asia Tenggara oleh orang Cina?
Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan. Pada abad ke-5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.[41]
Adapun beberapa bukti, bahwa masuknya Islam ke Asia Tenggara oleh orang Cina Teori China
 1)  Dikemukakan oleh Emanuel Gadinho antara lain:
a)      Khan Fo atau Canton  menjadi pusat perdagangan Arab sejak  abad 9M.
b)      Menyebarkan Islam dikalangan peniaga China kemudian sebar ke Asia Tenggara.
2)  Menurut Fatimi antara lain:
Berpindahahnya pedagang Islam di Canton ke Asia Tenggara pada 876 M.
3)  Bukti lain:
a)      Penemuan batu nisan bertarikh 1028 M di Permatang Pasir, Pulau Tambun, Pekan Pahang mempunyai ayat al-Quran dan kalimah Arab ,bukti Islam telah sampai sbelum abad 13M.
b)      Dibawa oleh mubaligh Cina menerusi Laut Cina Selatan ke Phang Rang IndoCina dan Pekan Pahang.
c)      Persamaan seni bina China dan seni bina masjid di Kelantan, Malaka dan Jawa. Di Melaka bentuk bumbung, atap genting, warna merah dan kuning pada kayu kepala pintu, lantai, dinding, tangga, dan kolam air.[42]

4.      Dari beberapa cara penyebaran Islam di Asia Tenggara, manakah yang paling dominan mempengaruhi penyebarannya?
Hasil analisis penulis dari beberapa cara penyebaran Islam di Asia Tenggara semua  dominan dalam mempengaruhi penyebaran Islam di Asia Tenggara, karena satu sama lain berkaitan, dan saling mendukung dalam mengembangkan agama Islam yang ada di Asia Tenggara, dengan adanya bukti sebagai berikut:
a)    Perdagangan
Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya.[43]
b)   Pernikahan
Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.[44]
c)    Politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Contoh: Mega Iskandar Shah Malaka dengan Raja Malik al Salih Pasai.[45]

d)   Saluran Tasawuf
Dengan tasawuf bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran pra Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik ini masih berkembang di abad ke-19 M bahkan di abad ke 20 M ini.
e)    Saluran pendidikan
Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam.[46]
f)    Saluran kesenian
          Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.[47]

B.   Kesimpulan
Letak Asia Tenggara sangat strategis dikarenakan: kedudukan Asia Tenggara di tengah perjalanan Timur Barat, dihubungkan dengan Selat Melaka dan Laut Cina Selatan,mewujudkan banyak bandar seperti: Sriwijaya, Perlak, Pasai, Malaka, Batam, Makasar, Brunei, dan Pattani, ada hubungan dengan  Lautan Hindi dan Laut China Selatan, mempertemukan pedagang, karena angin muson Barat Daya dan Timur Laut. Tiga teori datangnya Islam Asia Tenggara, yaitu : teori Semenanjung Arab, teori China, teori India. Cara penyebaran Islam di Asia Tenggara diantaranya: Perdagangan, pernikahan, Politik, Saluran Tasawuf, Saluran pendidikan, Saluran kesenian. Kerajaan Islam diantaranya: nKerajaan Perlak, Samudera-Pasai, Malaka, Aceh, Demak, Mataram, Sulu dan Mindanau. Di Brunei : Pattani, Johor.
Pusat kebudayaan telah wujud di Perlak, Samudera-Pasai, Riau, dan Aceh. Penguasaan kolonial memberikan dampak yang nyata terhadap Asia Tenggara. Kekuatan-kekuatan kolonial memang memperoleh keuntungan yang besar dari sumber daya alam dan dan pasar Asia Tenggara yang besar, akan tetapi mereka juga mengembangkan wilayah ini dengan tingkat pengembangan yang berbeda-beda, sehingga terjadilah perubahan demografis yang cukup besar. Munculnya lembaga-lembaga negara bangsa modern seperti birokrasi pemerintahan, pengadilan, media cetak, dan juga pendidikan modern. Asia Tenggara modern memiliki ciri-ciri pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada sebahagian besar negara-negara anggotanya dan semakin dekatnya integrasi regional.

























DAFTAR RUJUKAN

Abdullah, Taufik (ed). Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Dinamika Masa Kini, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.Tth
Asrofah, Hanun. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1999
Azra, Azyumardi. Renaisans Islam di Asia Tenggara. Bandung: Remaja Rosda Karya. 1999
Bakti, Andi Faisal. Islam and Nation Formation in Indonesia. Jakarta: Logos. 2000
Basuki, Rahmat. Peradaban Asia Tenggara. Jakarta: Prenada Media Group. 1999
Ibrahim, Ahmad. Islam di Asia  Tenggara. Jakarta: LP3ES. 1989
Ibrahim, Muhammad dan Rusdi Sufi. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam Islam di Indonesia. Jakarta: Al-Maarif. 1989
Kettani, M. Ali, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini. Terj. Zarkowi Suyuti, Jakarta: PT. Raja grafindo Persada, 2005.
M. Lapidus, Ira. Sejarah sosial Ummat Islam.  Bagian kesatu dan dua. Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2000
Muzani, Saiful. Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara. Jakarta: Pustaka 3 LP3ES Indonesia. 1993
Zuhri, Saifudin. Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia. Bandung: al-Maarif. tth
Subaguk. Sejarah Peradan di Asia Tenggara. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. 2000
Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradapan Islam. Bandung: Pustaka Setia. 2008
Suwarno, Sasmito. Rangkuman Pengetahuan Umum. Surabaya: Anugrah. 2005
Thohir, Ajid, Studi Kawasan Dunia Islam Perspektif etno-Lingusitik dan Geo-Politik, Jakarta: Rajawali Press, 2009.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Grafindo Persada. 2000






[1] Ira. M. Lapidus, Sejarah sosial Ummat Islam.  Bagian kesatu dan dua, (Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), cet. II, hlm.717
[2] Ibid, hlm. 172
[3] Rahmat Basuki, Peradaban Asia Tenggara, (Jakarta: Prenada Media Group, 1999),hlm. 55
[4] Ibid,hlm. 35
[5] Saifudin Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia, (Bandung: al-Maarif, tth),hlm.  88
[6] Subaguk, Sejarah Peradan di Asia Tenggara, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2000), hlm. 32
[7] Saiful Muzani, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: Pustaka 3 LP3ES Indonesia, 1993), hlm. 27
[8] Ibid,hlm. 29
[9] Subaguk, Op. Cit, hlm. 63
[10] Ibid,.hlm. 64
[11] Ibid.,hlm. 65
[12] Andi Faisal Bakti, Islam and Nation Formation in Indonesia. Jakarta: Logos, 2000, hlm. 143-144
[13] Ibid,,hlm. 150
[14] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradapan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,2008),hlm. 187
[15] Ahmad Ibrahim,Islam di Asia  Tenggara, (Jakarta: LP3ES,1989), hlm. 45
[16] Muhammad Ibrahim dan Rusdi Sufi, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam Islam di Indonesia, (Jakarta: Al-Maarif, 1989),hlm. 102
[17]Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, , (Jakarta: Grafindo Persada, 2000), hlm. 201
[18] Ibid,.
[19] Ibid.,hlm. 202
[20] Ibid.,hlm. 203
[21] Ibid., hlm. 204
[22] Muhammad Ibrahim dan Rusdi Sufi, Op. Cit, hlm. 110
[23] Ibid,.hlm.115
[24] Hanun Asrofah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 45
[25] Ibid,hlm 55
[26] Muhammad Ibrahim dan Rusdi Sufi, Op. Cit, hlm. 130
[27] Azyumardi Azra, Renaisans Islam di Asia Tenggara,(Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999), hlm. 75-78
[28] Sasmito Suwarno, Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap, (Surabaya: Anugrah, 2005),hlm. 120-123
[29] Agus Sutrisno. Op.Cit, hlm. 144
[30] Taufik Abdullah, (ed). Ensiklopedi Tematis Dunia Islam , Dinamika Masa Kini,( Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve),hlm. 27
[31]Ibid,hlm. 30

[32] Ibid,.hlm.34
[33] Ibid.,hlm. 37
[34] Ibid.,hlm.46
[35] Ahmad Ibrahim,Log. Cit., hlm. 45
[36] Ajid Thohir,  Studi Kawasan Dunia Islam Perspektif etno-Lingusitik dan Geo-Politik, (Jakarta: Rajawali Press, 2009),hlm.60
[37] Ibid,.hlm.62
[38] M. Ali Kettani. Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini. Terj. Zarkowi Suyuti. (Jakarta: PT. Raja grafindo Persada, 2005),hlm. 86
[39] Ibid,.hlm.95
[40] Ibid.,hlm.97
[41] Saiful Muzani,Op.Cit,hlm.30
[42] Muhammad Ibrahim dan Rusdi Sufi,Log. Cit,hlm. 102
[43]Badriyatim, Log. Cit,hlm. 201
[44] Ibid,.
[45] Ibid.,hlm. 202
[46] Ibid.,hlm. 203
[47] Ibid., hlm. 204

Tidak ada komentar:

Posting Komentar