BAB I
A. Pendahuluan
Sebagaimana
Islam telah menyebar dari Timur Tengah menuju Asia Tengah dan dari Afghanistan
menuju India, maka Islam menyebar dari berbagai wilayah di India dan Arabia ke
semenanjung Malaya dan kepulauan Indonesia. Islam dikenalkan ke wilayah Asia
Tenggara dan berkembang dalam bentuk berbeda jika dibandingkan dengan bentuknya
yang berkembang di Timur Tengah dan anak benua India. Sementara pada beberapa
daerah Islam disebarkan melalui penakhlukan Arab dan Turki, tetapi di Asia
Tenggara Islam disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang dan Sufi. [1]
Mengenai
kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir semuanya
didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para
pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan.
Pada abad ke-5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi tempat
persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalin
hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi semacam inilah yang
dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada
warga sekitar pesisir.[2]
Sejarah Asia Tenggara
telah dimulai sejak zaman prasejarah. Masyarakat dan kebudayaan di Asia Tenggara, di kemudian
hari berkembang menjadi beragam budaya dan bangsa yang berbeda-beda dan
spesifik, dengan pengaruh dari budaya India dan budaya Tiongkok. Pada masa pra
dan pasca kolonialisme, budaya Arab dan budaya Eropa juga memiliki
pengaruh yang besar bagi masyarakat Asia Tenggara pada umumnya.[3]
BAB II
Pembahasan
1. Letak Geografis Asia Tenggara
Asia Tenggara dipilah dalam dua kelompok: Asia Tenggara Daratan
yaitu: Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam. Dan Asia Tenggara Maritim yaitu: Brunei
Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Timor Leste.[4]
Letak yang strategis dikarenakan:
a.
Letak Asia Tenggara di tengah perjalanan Timur Barat
b.
Dihubungkan dengan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan
c.
Adanya beberapa bandar seperti: Sriwijaya, Perlak, Pasai, Malaka, Batam,
Cirebon, Makasar, Brunei, dan Pattani.
d.
Ada hubungan dengan Lautan Hindi dan
Laut China Selatan
e.
Angin muson Barat Daya dan Timur Laut, sehingga mempertemukan para
pedagang.[5]
2.
Masuknya Islam
di Asia Tenggara
Menurut catatan sejarah, bangsa yang pertama kali diketahui hidup
di Asia Tenggara adalah orang Dongson di Vietnam. Mereka sudah
tinggal di negeri itu sejak 5000 tahun sebelum Masehi. Disusul kemudian oleh
bangsa Thai di Thailand pada 3000 tahun sebelum Masehi. Sedangkan, bangsa
Melayu tercatat mulai mengembangkan kehidupannya di Asia Tenggara pada 2500
tahun sebelum Masehi. Selanjutnya, datanglah kaum pendatang dari China,
khususnya bangsa Yunani dan lembah Yangtse, di wilayah China Selatan, kemudian
bangsa India, Arab, dan Eropa.[6]
Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat
Malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran
dan perdagangan internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur
Jauh, Asia Tenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan
internasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China melalui Selat
Malaka itu kelihatan sejalan pula dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan
besar, yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907), kerajaan Sriwijaya (abad
ke-7-14), dan Dinasti Umayyah (660-749).[7]
Mulai abad ke-7
dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab sudah turut serta
dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China. Pada masa
pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, telah datang
empat orang Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di Canton
(Guangzhou), yang kedua menetap dikota Chow, yang ketiga dan keempat bermukim
di Coang Chow. Orang Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang
muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW dalam sejarah Islam di China. Ia bukan
saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-Zhin-Zi (masjid
kenangan atas nabi). Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim China membanggakan
sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa langsung oleh sahabat
dekat Nabi Muhammad SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya. Makin banyak
orang Muslim berdatangan ke negeri China baik sebagai pedagang maupun mubaligh
yang secara khusus melakukan penyebaran Islam. [8]
Sejak abad ke-7
dan abad selanjutnya Islam telah datang di daerah bagian Timur Asia dan Asia
Tenggara. Sebagaimana dikemukakan diatas Selat Malaka sejak abad tersebut sudah
mempunyai kedudukan penting. Karena itu, para pedagang dan mubaligh Arab dan
Persia yang sampai di China Selatan juga menempuh pelayaran melalui Selat
Malaka.[9]
Kedatangan Islam di Asia Tenggara dapat dihubungkan dengan pemberitaan dari
I-Cing, seorang musafir Budha, yang mengadakan perjalanan dengan kapal yang di
sebutnya kapal Po-Sse di Canton pada tahun 671. Ia kemudian berlayar menuju
arah selatan ke Bhoga (di sekitar daerah Palembang di Sumatera Selatan). Selain
pemberitaan tersebut, dalam Hsin-Ting-Shu dari masa Dinasti yang terdapat
laporan yang menceritakan orang Ta-Shih mempunyai niat untuk menyerang kerajaan
Ho-Ling di bawah pemerintahan Ratu Sima (674).[10]
Dari sumber tersebut, ada dua sebutan yaitu Po-Sse dan Ta-Shih. Menurut
beberapa ahli, yang dimaksud dengan Po-Sse adalah Persia dan yang dimaksud
dengan Ta-Shih adalah Arab. Jadi jelaslah bahwa orang Persia dan Arab sudah
hadir di Asia Tenggara sejak abad-7 dengan membawa ajaran Islam.[11]
Sebelum
kedatangan Islam agama-agama Hindu dan Budha adalah kepercayaan utama di Asia
Tenggara. Kerajaan-kerajaan di daratan (semenanjung) Asia Tenggara pada umumnya
memeluk agama Buddha, sedangkan
kerajaan-kerajaan di kepulauan
Melayu
(Nusantara) umumnya lebih dipengaruhi agama Hindu. Beberapa
kerajaan yang berkembang di semenanjung ini, awalnya bermula di daerah yang
sekarang menjadi negara-negara Myanmar, Kamboja dan Vietnam.
Kerajaan-kerajaan kuno di Asia Tenggara pada umumnya dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu kerajaan-kerajaan agraris dan kerajaan-kerajaan maritim.
Kegiatan utama kerajaan-kerajaan agraris adalah pertanian. Mereka kebanyakan
terletak di semenanjung Asia Tenggara. Contoh kerajaan agraris adalah Kerajaan Ayutthaya, yang terletak
di delta sungai Chao
Phraya
(Thailand), dan Kerajaan
Khmer
yang berada di Tonle Sap.
Kerajaan-kerajaan maritim kegiatan utamanya adalah perdagangan melalui laut. Kerajaan Malaka dan Kerajaan
Sriwijaya adalah contoh dari Kerajaan Maritim. [12]
Kekuasaan
dominan yang pertama kali muncul di kepulauan adalah Sriwijaya di Sumatra. Dari abad
ke-5 Masehi, Palembang sebagai
ibukota Sriwijaya menjadi pelabuhan besar dan berfungsi sebagai pelabuhan
persinggahan (entrepot) pada jalur Rempah-rempah (spice route).
Sriwijaya juga merupakan pusat pengaruh dan pendidikan agama Buddha yang cukup
berpengaruh. Kemajuan teknologi kelautan
membuat pengaruh dan kemakmuran Sriwijaya memudar. Kemajuan tersebut
membuat para pedagang Tiongkok dan India untuk dapat secara langsung
mengirimkan barang-barang diantara keduanya.
Pulau Jawa kerap kali didominasi oleh beberapa kerajaan agraris yang saling
bersaing satu sama lain, termasuk diantaranya kerajaan-kerajaan wangsa Syailendra, Mataram Kuno dan akhirnya Majapahit. Para pedagang
Muslim mulai mengunjungi Asia Tenggara pada abad ke-12 Masehi. Samudera Pasai adalah
kerajaan Islam yang pertama. Ketika itu, Sriwijaya telah diambang keruntuhan
akibat perselisihan internal. Kesultanan Malaka, yang didirikan oleh salah
seorang pangeran Sriwijaya, berkembang kekuasaannya dalam perlindungan Tiongkok
dan mengambil alih peranan Sriwijaya sebelumnya. Agama Islam kemudian
menyebar di sekitar kepulauan selama abad ke-13 dan abad ke-14 menggantikan
agama Hindu, dimana Malaka (yang para penguasanya telah beragama Islam)
berfungsi sebagai pusat penyebarannya di wilayah ini. Beberapa kesultanan
lainnya, seperti kesultanan Brunei di Kalimantan dan kesultanan Sulu di Filipina secara relatif
mengalami sedikit hubungan dengan kerajaan-kerajaan lainnya.[13]
Untuk lebih
memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di Asia Tenggara ini, ada 3
teori. Teori kedatangan Islam dari:
a.
Teori Semenanjung Arab:
1) Dikemukakan oleh John Crawford disokong
Syed Muhamad Naquib l-Attas. Buktinya:
a)
Aktivitis perdagangan meneruskan catatan China yang menyataka orang Arab
dan Parsi mempunyai pertempatan di Canton pada 300M.
b)
Pedagang Arab dapat menguasai laut dari pelabuhan Iskandariah hingga China.
Telah berdagang di rantau ini terutama setelah kemunculan Islam pada abad 7 M.
c)
Pedagang Arab singgah di pelabuhan utama Asia Tenggara sebelum ke China,
tempat menunggu dari angin muson.
d)
Menetap beberapa bulan dan mewujudkan perkampungan dan ada urusan jual beli
barang mewah dari China dan India. Perkampungan Islam Ta Shih di Sumatera Utara pada 650 M menurut
catatan China.
e)
Perkawinan dengan orang pesisir.
f)
Wujud persamaan tulisan kesusasteraan di Asia Tenggara dan
Arab.
g)
Pengislaman raja-raja melayu oleh syeikh dari Arab seperti dalam Hikayat
raja-raja Pasai keturunan sufi. Berjaya mengislamkan Merah Silu ( Malik
al-Salih. ) Raja Pattani Phaya Tu Nakpa diislamkan Syeikh Said.[14]
2) Faktor-faktor yang membuat tertarik dengan Islam:
a)
Tertarik dengan nilai Islam yang murni.
b)
Amalan pendakwah Islam mengamalkan nilai Islam yang murni seperti kejujuran
pedagang Islam, menjaga kebersihan.[15]
3)
Catatan tempatan tentang pengislaman Raja-raja Melayu:
a)
Hikayat Raja-raja Pasai.
b)
Hikayat Merong mahawangsa, Raja Kedah diislamkan oleh Syeikh Abdullah
al-Yamani
c)
Hikayat Aceh, Syekh Abdullah Arif berusaha mengembangkan Islam.
d)
Sejarah Kepulauan Sulu, Sharif Hasan dan menyebarkan Islam di Sulu.
b.
Teori China
1) Dikemukakan oleh Emanuel Gadinho antara lain:
a)
Khan Fo atau Canton menjadi pusat perdagangan Arab sejak abad
9M
b)
Menyebarkan Islam dikalangan peniaga China kemudian sebar ke Asia Tenggara.
2) Menurut Fatimi antara lain:
Berpindahahnya pedagang Islam di Canton ke
Asia Tenggara pada 876 M.
3)
Bukti lain:
a)
Penemuan batu nisan bertarikh 1028 M di Permatang Pasir, Pulau Tambun,
Pekan Pahang mempunyai ayat al-Quran dan kalimah Arab, bukti Islam telah sampai
sbelum abad 13M.
b)
Dibawa oleh mubaligh Cina menerusi Laut Cina Selatan ke Phang Rang IndoCina
dan Pekan Pahang.
c)
Persamaan seni bina China dan seni bina masjid di Kelantan, Malaka dan
Jawa. Di Melaka bentuk bumbung, atap genting, warna merah dan kuning pada kayu
kepala pintu, lantai, dinding, tangga, dan kolam air.[16]
c.
Teori India
Dari
wilayah Gujarat dan Pantai Coromandel. Abad 13M Dikemukan
oleh Snouck Hurgronge, Buktinya:
1)
Hubungan Asia Tenggara dan India sudah lama, karena pedagang Islam India
sudah tersebar di Asia Tenggara
2)
Gujarat pelabuhan penting pada zaman Alaudin Khinji di India.
3)
Batu marmer pada batu nisan Malik al-Salih di pasai mempunyai ciri-ciri
India.
Cara penyebaran Islam di Asia Tenggara diantaranya:
a.
Perdagangan
Pada
taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan
lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat
pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan
dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia. Serta hubungan dengan pelabuhan-pelabuhan di Selat Malaka, Teluk Siam, IndoChina,
Kepulauan Rempah seperti Maluku dan Makasar sebagai pusat kegiatan manusia dari
berbagai tempat. Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan
karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan
mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil mendirikan masjid dan
mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan
karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa
tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang
ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya
faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena factor hubungan
ekonomi dengan pedagang-pedagang Muslim. Perkembangan selanjutnya mereka
kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.[17]
b.
Pernikahan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih
baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama
puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu.
Sebelum dikawin mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai
keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung,
daerah-daerah dan kerajaan Muslim. Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini
oleh keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih
dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar
Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan
adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi.
Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau Kawunganten, Brawijaya dengan
puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan
lain-lain.[18]
c.
Politik
Di Maluku dan
Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam
terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah
ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian
Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi
kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara
politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam. Contoh: Mega Iskandar Shah Malaka dengan Raja Malik al Salih Pasai.[19]
d.
Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf,atau parasufi, mengajarkan
teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat
Indonesia. Mereka mahir
dalam hal yang magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara
mereka ada juga yang mengawini masyarakat setempat. Dengan tasawuf bentuk Islam
yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya
menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima.
Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan
dengan alam pikiran pra Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah
Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik ini masih berkembang di abad
ke-19 M bahkan di abad ke 20 M ini.
e.
Saluran pendidikan
Islamisasi juga
dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan
oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon
ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari
pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat
tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat
di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren ini banyak
yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam.[20]
f.
Saluran kesenian
Saluran
Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang.
Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan
wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para
penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita
wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita
itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga
dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni
bangunan dan seni ukir.[21]
3.
Lahirnya kerajaan Islam
a.
Kerajaan Perlak, Samudera-Pasai, Malaka, Aceh, Demak, Mataram, Sulu dan
Mindanau. Di Brunei : Pattani, Johor.
b.
Meluaskan kawasan menjadi pusat penyebaran Islam
c.
Malaka sejak abad ke-15 Perak Bendahara Malaka. Berjaya menawan pesisiran
pantai Sumatera Utara, seperti Aru, Rokan, Siak, Kampar, dan Inderagiri.
d.
Demak menyebarkan Islam ke Jawa dengan menguasai Majapahit, kemudian
diikuti Pahang dan Mataram
e.
Menjadi pusat perdagangan yang penting.
f.
Pattani diislamkan pada 1457 dan Raja Phaya Tu Nakpa menganut Islam.
g.
Brunei sebagai pusat perdagangan penting di Borneo dan Islam mula
tersebar pada abad ke-15 dan 16.
h.
Bukti keislaman Champa, ditemukan batu nisan 1039 M dan prasasti 1025M yg
mencatatkan syarat pembayaran cukai dan hutang.[22]
4.
Pusat kebudayaan
a.
Pusat kebudayaan telah wujud di Perlak, Samudera-Pasai, Riau, dan Aceh.
b.
Pusat keilmuan dan penyebaran Islam.
c.
Zaman Samudera-Pasai – menjadi pusat penterjemahan kitab Arab ke Melayu.
Antaranya Kitab al-Dural al-Manzun dihantar oleh Sultan Mansur Shah. Diterjemah
oleh Makdun Patakan.
d.
Hasil kesusasteraan Zaman Melaka dipengaruhi tulisan Arab spt: Hikayat
Muhamad Ali Hanafiah, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Nabi Bercukur, Hikayat
Muhamad Ali Hanafiah dan Amir Hamzah menjadi bahan bacaan dan semangat
menentang mussuh dalam perang.
e.
Di Aceh karya puisi seperti :
Bustanus Salatin – kisahkan sebuah kerajaan, istana kota dan taman-taman.
f.
Ulama yang hasilkan karya pemikiran Islam seperti Hamzah al-Fansuri, Syeikh
Nuruddin al-Raniri, Syeikh Samsudin al-Sumaterani, dan Abdul Rauf Singkel.
5.
Pengaruh Islam di Asia Tenggara
Sebelum Islam masyarakat Asia Tenggara
berpegang pada amalan Hindu, Budha dan roh nenek moyang. Wujud dalam politik,
ekonomi, dan sosial. Setelah Islam masuk wujud unsur-unsur baru yang
diperkenalkan sehingga kini yang merangkumi dalam:
a.
Pemerintahan
1)
Perubahan dalam sistem pemerintahan raja dalam sistem Islam seperti: Sultan
sebagai Raja/ ketua negara dan kerajaan.
2)
Penasihat Sultan dengan sebutan
jawatan khadi, khatib, bilal, pemungut zakat, penyelia baitul mal, dan
penjaga harta wakaf.
3)
Memupuk semangat persaudaraan di kalangan umat Islam.
4)
Raja Malaka diberi gelaran Khalifahtul Mukminin artinya pemimpin
orang mukmin.
5)
Islam menjadi agama resmi dalam kerajaan Malaka, Brunei.
6)
Penggunaan Konsep Khalifah Allah ialah wakil Allah di bumi. Harus
menunaikan amanah, dan perintah dengan adil serta menerapkan unsur Islam bagi
menggantikan konsep dewa raja Hindu. Contoh : Sultan al-Zahir Samudera Pasai.
7)
Undang-undang Syariah diperkenalkan. [23]
b.
Pendidikan
1)
Sistem Pendidikan
a)
Sebelum Islam pendidikan hanya terbatas kepada golongan bangsawan saja.
b)
Selepas Islam tersebar luas kepada seluruh masyarakat. Disebarkan melalui:
Istana, Pondok, Pesantren, Madrasah, dan Surau.
2)
Pusat pendidikan awal Islam:
a)
Kerajaan Perlak di Sumatera Utara – melalui Dayah atau Pondok
b)
Samudra Pasai sebagai pusat terjemahan karya agama dan tempat rujukan kerajaan Islam lain seperti Malaka.
c)
Pendidikan Pondok muncul awal kedatangan dan peluasan Islam di Asia Tenggara. Seperti di Pattani, Aceh, dan
Jawa.
3)
Wanita juga digalakkan belajar dan diberi peluang yang sama dengan lelaki
baik dalam pemerintahan.
4)
Lembaga Pendidikan
a)
Istana: Tempat ulama bicara hukum dengan sultan dan pembesar , juga
sampaikan ilmu dan nasihati sultan.
b)
Surau: Tempat belajar al-Quran secara tidak formal dan gurunya ajar tidak
tetap.
c)
Madrasah: Sistem pendidikan formal.
d)
Pondok: Pusat pengajian Islam terutama di Pattani dan Melayu, di Aceh Dayah dan di Jawa dikenal
dengan Pesantren.[24]
5)
Materi ajar
Fikih, Usuludin, Tasawuf, hadis, Tafsir,
bahasa pengantar yang digunakan adalah Melayu dan Arab.[25]
c.
Cara Hidup
Sebelum Islam datang masyarakat dipengaruh
oleh animisme, hindu dan buddha setelah Islam datang beransur hilang. Cara berpakaian Islam seperti berkerudung dan bersongkok. Sifat tolong menolong, hormat menghormati, dan berkerjasama, bersatu padu
dan wujud semangat kerjasama.
d.
Kesenian
1)
Khat pada batu nisan , bilah mata keris, dan ukiran kayu. Kreativitas
masyarakat tempatan batu nisan semakin menarik seperti Batu nisan Sultan
al-Malik Ibrahim ditulis dengan ayat al-Quran, selain syair dan makam
Naina Hisham al-Din 1420M, pengaruh seni Arab Parsi.
2)
Seni pada masjid, surau, rumah kediaman guna kaligrafi arab. Seperti Masjid
Ubudiah Kuala Kangsar, Masjid Brunei.[26]
6.
Penjajahan
Eropa
Bangsa
Eropa
pertama kali sampai di Asia Tenggara pada abad keenam belas. Ketertarikan di
bidang perdaganganlah yang umumnya membawa bangsa Eropa
ke Asia Tenggara, sementara para misionaris turut serta dalam kapal-kapal
dagang dengan harapan untuk menyebarkan agama Kristen ke wilayah
ini. Portugis adalah
kekuatan Eropa pertama yang membuka akses jalur perdagangan yang sangat
menguntungkan ke Asia Tenggara tersebut, dengan cara menaklukkan Kesultanan Malaka pada tahun
1511. Belanda dan Spanyol mengikutinya
dan segera saja mengatasi Portugis sebagai kekuatan-kekuatan European utama di
wilayah Asia Tenggara. Belanda mengambil-alih Malaka dari Portugis
di tahun 1641, sedangkan Spanyol mulai mengkolonisasi Filipina (sesuai nama
raja Phillip
II dari Spanyol) sejak tahun 1560-an. Vereenigde
Oostindische Compagnie (VOC) atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur yang
bertindak atas nama Belanda, mendirikan kota Batavia (sekarang Jakarta) sebagai pusat
perdagangan dan ekspansi ke daerah-daerah lainnya di pulau Jawa, serta wilayah
sekitarnya.
Inggris, yang
diwakili oleh British
East India Company, secara relatif datang ke wilayah ini. Diawali dengan Perang, Inggris mulai
memperluaskan kerajaan mereka di Asia Tenggara. Mereka juga menguasai
wilayah-wilayah Belanda selama Perang
Napoleon. Di tahun 1819, Stamford
Raffles mendirikan Singapura sebagai pusat
perdagangan Inggris dalam rangka persaingan mereka dengan Belanda. Meskipun
demikian, persaingan tersebut mereda di tahun 1824 ketika dikeluarkannya traktat Anglo-Dutch yang memperjelas batas-batas
kekuasaan mereka di Asia Tenggara. Sejak tahun 1850-an dan seterusnya, mulailah
terjadi peningkatan kecepatan kolonisasi di Asia Tenggara.
Kejadian ini,
yang disebut juga dengan nama Imperialisme Baru, memperlihatkan terjadinya
penaklukan atas hampir seluruh wilayah di Asia Tenggara, yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan
kolonial Eropa. VOC dan East India Company masing-masing dibubarkan oleh
pemerintah Belanda dan pemerintah Inggris, yang kemudian mengambil-alih secara
langsung administrasi wilayah jajahan mereka. Hanya Thailand saja yang
terlepas dari pengalaman penjajahan asing, meskipun Thailand juga sangat
terpengaruh oleh politik kekuasaan dari kekuatan-kekuatan Barat yang ada. Tahun
1913, Inggris telah berhasil menduduki Burma, Malaya dan
wilayah-wilayah Borneo, Perancis menguasai Indocina, Belanda
memerintah Hindia Belanda, Amerika Serikat mengambil
Filipina dari Spanyol, sementara Portugis masih berhasil
memiliki Timor Timur.[27]
Penguasaan
kolonial memberikan dampak yang nyata terhadap Asia Tenggara. Kekuatan-kekuatan
kolonial memang memperoleh keuntungan yang besar dari sumber daya alam dan dan
pasar Asia Tenggara yang besar, akan tetapi mereka juga mengembangkan wilayah
ini dengan tingkat pengembangan yang berbeda-beda. Perdagangan hasil pertanian,
pertambangan dan ekonomi berbasis eksport berkembang dengan cepat dalam periode
ini. Peningkatan permintaan tenaga kerja menghasilkan imigrasi besar-besaran,
terutama dari India dan Cina, sehingga
terjadilah perubahan demografis yang cukup besar. Munculnya lembaga-lembaga negara
bangsa
modern seperti birokrasi pemerintahan, pengadilan, media cetak, dan juga
pendidikan modern (dalam lingkup yang terbatas}, turut menaburkan benih-benih
kebangkitan grakan-gerakan nasionalisme di
wilayah-wilayah jajahan tersebut.
7. Asia Tenggara Modern
Asia Tenggara
modern memiliki ciri-ciri pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada sebahagian besar
negara-negara anggotanya dan semakin dekatnya integrasi regional. Singapura, Brunei dan Malaysia secara
tradisional mengalami pertumbuhan yang tinggi dan pada umumnya dianggap sebagai
negara-negara yang lebih maju di wilayah ini. Thailand, Indonesia dan Filipina dapat dianggap
sebagai negara-negara berpenghasilan menengah di Asia Tenggara, sementara Vietnam pada beberapa
waktu terakhir juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Beberapa negara yang
masih tertinggal pertumbuhannya adalah Myanmar, Kamboja, Laos, dan Timor Timur yang baru merdeka. Agama yang dianut
oleh penduduk Asia Tenggara sangat beragam dan tersebar di seluruh wilayah.
Agama Buddha menjadi
mayoritas di Thailand, Myanmar, dan Laos serta Vietnam dan Kamboja.
Agama Islam dianut oleh mayoritas penduduk di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam menjadi negara dengan penganut Islam terbanyak di
dunia. Agama Kristen menjadi mayoritas di Filipina. Di Singapura, agama dengan
pemeluk terbanyak adalah agama yang dianut oleh orang Tionghoa seperti Buddha, Taoisme, dan Konfusianisme.
Negara-negara
Asia Tenggara:
No
|
Negara
|
Kepala
Negara
|
Agama
|
Suku
Bangsa
|
Hasil
Pertanian
|
1
|
Malaysia
|
Yang
dipertuan Agung
|
Islam,
Budha, Hindu, Kristen & Konguchu
|
Melayu,
Cina, India
|
Karet,
beras, kelapa sawit
|
2
|
Thailand
|
Raja
|
Budha,
Islam, Kristen
|
Thai,
Cina, Melayu
|
Beras,
karet, jagung, gula
|
3
|
Filiphina
|
Presiden
|
Katholik,
Islam, Protestan, Anglipayan
|
Filipina,
Moro, Negrito
|
Gula,
Beras, Nanas
|
4
|
Singapura
|
Presiden
|
Budha,
Hindu, Kristen, Islam, dan Konghucu
|
Cina,
Melayu, India, Pakistan
|
Buah-buahan,
Anggrek
|
5
|
Indonesia
|
Presiden
|
Budha,
Hindu, Kristen, Islam, Protestan, dan Konghucu
|
Jawa,
Sunda, Batak, Madura, Bugis, Asmat,
|
Besi,
Jagung, Kedelai, Gula,
|
6
|
Brunei
Darussalam
|
Sultan
|
Islam
|
Melayu,
Cina
|
Karet,
Beras, Rempah-rempah
|
7
|
Vietnam
|
Presiden
|
Budha,
Katholik, Islam
|
Vietnam,
Cina, Khmer
|
Karet,
Beras, Kelapa sawit, Kayu
|
8
|
Myanmar
|
Presiden
|
Budha,
Islam, Hindi, Kristen
|
Vietnam,
Cina, Khmer
|
Karet,
Kayu jati, Gandum, Jagung
|
9
|
Laos
|
Presiden
|
Budha,
Kristen, Animisme
|
Thai,
Khmer, Cina
|
Getah
dammar, Padi
|
10
|
Kamboja
|
Raja
|
Budha,
Islam
|
Khemr,
Cina, Vietnam
|
Padi,
Jagung, dan Karet
|
11
|
Timor
Leste
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Gambar 02. Tabel Negara Asia Tenggara[28]
8. Politik dan Ekonomi Asia Tenggara Modern
Pada tanggal 8
Agustus 1967, Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) didirikan oleh
Thailand, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Setelah diterimanya
Kamboja ke dalam kelompok ini pada tahun 1999, Timor Timur adalah satu-satunya
negara di Asia Tenggara yang bukan merupakan anggota ASEAN. Tujuan ASEAN adalah
untuk meningkatkan kerjasama antar komunitas Asia Tenggara. ASEAN Free Trade Area (AFTA) telah
didirikan untuk mendorong peningkatan perdagangan antara anggota-anggota ASEAN.
ASEAN juga menjadi pendukung utama dalam terciptanya integrasi yang lebih luas
untuk wilayah Asia-Pasifik melalui East Asia Summit.[29]
9.
Agama Islam di
Negara-Negara Asia Tenggara
a.
Agama Islam di Indonesia
Agama Islam
masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dibawa oleh pedagang Islam dari Arab, Gujarat
dan Malabar. Cara menyiarkan Islam dengan damai tidak dengan kekerasan atau
paksaan. Adapun daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam ialah Sumatera
bagian Utara, sumatera Barat dan Jawa Tengah. Perkembangan Islam di Sumatera
dapat pesat setelah kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, terutama di
Samudera Pasai. Dari Samudera Pasai Islam berkembang ke Malaka, Minangkabau,
Riau, Tapanuli dan lain-lainnya.
Agama Islam
masuk ke Jawa pada masa pemerintahan Ratu Sima (674 M) dan Islam dapat
berkembang dengan pesatnya setelah kerajaan Hindu di Majapahit mengalami
kemerosotan. Adapaun yang sanagt berperan dan berjasa menyiarkan agama Islam ke
seleruh pelosok Jawa ialah Wali Songo. Sedangkan perkembangan agama Islam di
Sulawesi tidak sepesat seperti di Sumatera dan Jawa, karena adanya pertentangan
Islam dengan kerajaan yang belum Islam demi kepentingan politik. Adapun
perkembangan Islam di Kalimantan sangat pesat, sejak Sultan Suryanullah tahun
1550 M. Demak mengirimkan para penghulu untuk mengajar agama Islam kepada
masyarakat Kalimantan. Agama Islam berkembang di Kutai ± tahun 157 M, di Brunei
sejak abad Ke-15, di Kalimantan Barat sejak tahun 1550 M , dan kepada suku
Dayak tahun 1677 M. Bersamaan dengan berkembangnya agama Islam maka berdirilah
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia antara lain di Demak, Pajang, Mataram,
Banten, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera.
Agama Islam di
Indonesia dapat berkembang dengan baik dan pesat. Hal itu terbukti sekitar 88 %
(1985) penduduk menganut agama Islam, kemudian tempat-tempat ibadah banyak
dibangun disetiap kota-kota, desa dan lain sebagainya. Tempat-tempat pengajian,
tempat-tempat TPA atau Taman Pendidikan Al-qur’an hampir di setiap kampung ada.
Disamping itu, pada hari raya Idul Fitri, hari raya Qurban kita dapat
menyaksikan orang Islam berduyun-duyun ke lapangan untuk shalat. Juga dalam
pembagian zakat fitrah, penyembelihan hewan kurban dan pelaksanaan ibadah haji,
yang tiap tahun calon jamaah haji Indonesia selalu bertambah dan untuk tahun
1995 calon haji (yang mendaftar) samapai 240.000 orang sehingga melebihi kuota.
Maraknya jilbab di sekolah-sekolah dan kampus-kampus perguruan tinggi, maraknya
gerakan dakwah kampus, lahirnya organisasi remaja masjid, pesantren-pesantren
kilat pada masa liburan sekolah, lahirnya ICMI, Bank Muamalat, Asuransi Islam
dan sebagainya. Semua itu, menunjukan bahwa agama Islam dapat berkembang baik
di Indonesia. Di Indonesia terdapat Masjid terbesar di Asia Tenggara yaitu
Masjid Istiqlal yang bertempat di Jakarta. [30]
b.
Agama Islam di Singapura
Perkembangan
Islam di singapura boleh dikatakan tidak ada hambatan, baik dari segi politik
maupun birokratis. Muslim di Singapura ± 15 % dari jumlah penduduk, yaitu ±
476.000 orang Islam. Sebagai temapt pusat kegiatan Islam ada ± 80 masjid yang
ada di sana. Pada tanggal 1 Juli 1968, dibentuklah MUIS (majelis Ulama Islam
Singapura) yang mempunyai tanggung jawab atas aktivitas keagamaan, kesehatan,
pendidikan, perekonomian, kemasyarakatan dan kebudayaan Islam.[31]
c.
Agama Islam di Thailand
Agama Islam
masuk ke Thailand dengan melalui Kerajaan Pasai (Aceh). Ketika Kerajaan Pasai
ditaklukan Thailand, raja Zainal Abidin dan orang-orang Islam banyak yang
ditawan. Setelah mereka membayar tebusan mereka dikeluarkan dari tawanan, dan
para tawanan tersebut ada yang pulang dan ada juga yang menetapa di Thailand,
sehingga mereka menyebarkan agama Islam. Ketika raja Thailand menekan Sultan
Muzaffar Syah (1424-1444) dari Malak agar tetap tuduk kepada Thailand dengan
membayar upeti sebanyak 40 tahil emas per tahun ditolaknya, kemudian Raja Pra
Chan Wadi menyerang Malaka, tetapi penyerangan tersebut gagal. Pada masa
pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1444-1477) tentara Thailand di Pahang dapat
dibersihkan. Wakil Raja Thailand yang bernama Dewa Sure dapat ditahan, tetapi
beliau diperlakukan dengan baik. Bahkan, puterinya diambil istri oleh Mansyur
Syah untuk menghilangkan permusuhan antara Thailand dengan Malaka. Pada
akhir-akhir ini, muslim Pattani cukup lama mendapat tekanan dan penindasan dari
rezim Bangkok yang memeluk Budha.
d.
Agama Islam di Filipina
Berdasarkan
catatan Kapten Tomas Forst tahun 1775 M, ada orang Arab yang mula-mula masuk
pulau Mindanau (Filiphina) adalah Mubalig yang bernama Kebungsuan pada abad
ke-15 M. Sedangkan yang menyebarkan agama Islam di pulau sulu ialah Sayid Abdul
Aziz (Sidi Abdul Aziz) dari Jeddah. Ulama ini juga mengislamkan raja Malaka
pertama yang semula beragama Hindu, yakni Permaisura diganti dengan Muhammad
Syah. Kemudian yang disusun dengan mubalig Abu Bakar yang menyebarkan Islam ke
Pulau Sulu, Pulau Luzon dan sebagainya. Muslim di Filipina adalah minoritas dan
nasib mereka sekarang sangat memprihatinkan. Seperti nasib muslim di Thailand,
Kamboja, Vietnam, Myanmar, di situ umat Islam mendapat gangguan, tekanan bahkan
pembasmian dari pihak-pihak yang memusuhinya. Hingga kini muslim Moro terus
berjuang untuk memperoleh otonomi karena mereka selalu ditindas dan
diperlakukan sebagai warga kelas dua oleh pemerintah Manila. Oleh karena itu,
muslim Moro terus berjuang mempertahankan diri, agama dan identitas sebagai
muslim.[32]
e.
Agama Islam di Malaysia (Malaka)
Sekitar abad
ke-14 agama Islam masuk ke Malaysia dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia,
Gujarat dan Malabar. Disamping itu, ada seorang ulama bernama Sidi Abdul Aziz
dari Jeddah yang mengislamkan pejabat pemerintah Malaka dan kemudian
terbentuklah kerjaan Islam di Malaka dengan rajanya yang pertama Sultan
Permaisura. Setelah beliau wafat diganti oleh Sultan Iskandar Syah dan
penyiaran Islam bertambah maju, pada masa Sultan Mansyur Syah (1414-1477 M).
Sultan suka menyambung tali persahabatan dengan kerajaan lain seperti Syam,
Majapahit, dan Tiongkok. Kejayaan Malaka dapat dibina lagi sedikit demi sedikit
oleh Sultan Aludin Syah I, sebagai pengganti Muhammad Syah. Kemudian pusat
pemerintahannya dari Kampar ke Johor (Semenanjung Malaka). Sultan Alaudin Syah
I dikenal sebagai Sultan Johor yang pertama dan negeri Johor makin nertambah
ramai dengan datangnya para pedagang dan pendatang.
Sampai sekarang
perkembangan agama Islam di Malaysia makin bertambah maju dan pesat, dengan
bukti banyaknya masjid-masjid yang dibangun, juga terlihat dalam
penyelenggaraan jamaah haji yang begitu baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa
perkemabangan Islam di Malaysia, tidak ada hambatan. Bahkan, ditegaskan dalam
konstitusi negaranya bahwa Islam merupakan agama resmi negara. Di kelantan,
hukum hudud (pidana Islam) telah diberlakukan sejak 1992. kelantan adalah
negara bagian yang dikuasai partai oposisi, yakni Partai Al-Islam se-Malaysia
(PAS) yang berideologi Islam. Dalam pemilu 1990 mengalahkan UMNO dan PAS
dipimpin oleh Nik Mat Nik Abdul Azis yang menjabat sebagai Menteri Besar
Kelantan.[33]
f.
Agama Islam di Brunei Darussalam
Agama Islam di
Brunei dapat berkembang dengan baik tanpa ada hambatan-hambatan. Bahkan, agama
Islam di Brunei merupakan agama resmi negara. Untuk pengembangan agama Islam
lebih lanjut telah didatangkan ulama-ulama dari luar negeri, termasuk dari
Indonesia. Masjid-masjid banyak didirikan. Umat Islam di Brunei menikmati
kehidupan yang benar-benar sejahtrera sesuai dengan namanya Darussalam (negeri
yang damai). Pendapatan perkapita negara ini termasuk tertinggi di dunia.
Pendidikan dan perawatan kesehatan diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah.
Negara Brunei Darussalam merupakan negara termuda di Asia Tenggara (merdeka
tahun 1984 dari Inggris). Penduduk Brunei Darussalam mayoritas beragama Islam.[34]
10.
Analisis
Dari pemaparan di atas ada beberapa yang perlu dianalisis antara
lain:
1.
Mengapa Asia
Tenggara mudah menerima Islam tanpa harus peperangan?
Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan kaum
pedagang. Hal ini berbeda dengan daerah Islam di Dunia lainnya yang
disebarluaskan melalui penaklulan Arab dan Turki. Islam masuk di Asia Tenggara
dengan jalan damai, terbuka dan tanpa pemaksaan sehingga Islam sangat mudah
diterima masyarakat Asia Tenggara.Adapun beberapa faktor yang membuat tertarik dengan Islam:
a)
Tertarik dengan nilai Islam yang murni.
b)
Pendakwah Islam mengamalkan nilai Islam yang murni seperti kejujuran
pedagang Islam, menjaga kebersihan.[35]
c)
Islam pada umumnya disebarkan secara
damai (penetration pacifique). Melalui perantara pedagang-pedagang Muslim dari
Dunia Timur. Islamisasi mengalami kendala karena masyarakat-masyarakat yang
telah lama dipengaruhi oleh askestisme Hindu-Budha dan sinkretisme penduduk
lokal. Selain itu, juga bersaing dengan kehadiran para misionaris Kristen di
Barat.
d)
Pada perkembangannya Islam mampu
menjadi agama mayoritas di Asia Tenggara. Banyak faktor yang menerangkan
tentang hal tersebut, antara lain:
1)
Pedagang Muslim asing yang datang ke
Asia Tenggara memperkenalkan Islam guna mendapatkan keunggulan ekonomi dan
politik di kalangan masyarakat pribumi. Para pedagang Muslim memperkenalkan
ketentuan-ketentuan hukum Islam mengenai perdagangan dan mengambil keuntungan
ekonomi secara maksimal sehingga mampu membatasi adanya pilihan terhadap
agama-agama lain.
2)
Adanya kesamaan bentuk Islam yang
pertama kali datang ke Indonesia dengan sifat mistik dan sinkretisme kebudayaan
nenek moyang setempat. Islam tasawuf diterima oleh penduduk pribumi sehingga
Islam mampu hidup berdampingan secara damai dengan kepercayaan nenek moyang
Jawa. Muncul kaum santri, abangan dan priyayi.
3)
Teori lain menurut ahli-ahli
Kristen. Sifat Islam yang sederhana mengandung unsur-unsur perkauman
(tribalisme) yang menyebabkan Islam mudah dan cepat berkembang di kalangan
masyarakat yang memiliki system kepercayaan dan tradisi yang tidak canggih.
Kesederhanaan Islam cukup dengan membaca dua kalimat shahadah. Tapi Islam bukan
sekedar shahadah tetapi banyak mengandung banyak ajaran lain yang menyangkut
segala aspek kehidupan. Seperti yang diungkapkan oleh Snouck Hourgonje bahwa
Islam tidak sesederhana itu karena perkembangan Islam di Timur Tengah sendiri
diwarnai dengan Liberalisme.
2.
Adakah
Penyebaran Islam di Asia Tenggara melalui jalur darat?
Dalam studi penyebaran Islam di wilayah daratan Asia Tenggara yang
meliputi Thailand, Myanmar dan Indocina, pola penyebaran melalui perdagangan
sangat dominan sekali. Selain itu adanya emigrasi suatu penduduk untuk mendiami
wilayah baru di daratan Asia Tenggara ikut pula mempengaruhi proses penyebaran
agama islam seperti contohnya di wilayah
Thailand, Myanmar dan Indocina.[36]
a)
Thailand
Kedatangan Islam di Thailand telah terasa pada masa kerajaan
Sulothai pada abad XIII. Dalam proses penyebaran agama Islam di negeri ini
faktor yang paling dominan adalah melalui perdagangan terutama saat masa
kerajaan Ayutthaya. Pada waktu itu orang-orang muslim Thailand memiliki peran
yang sangat penting diantaranya sebagai saudagar, menteri maupun kepala
pelabuhan. Sehingga secara langsung mupun tidak langsung memiliki akses ke
dalam kerajaan dan menjadi kelompok yang sangat berpengaruh di istana. [37]
Maka dengan pengaruh-pengaruh dari orang orang muslim yang memiliki
posisi penting itu menjadi lebih leluasalah penyebaran agama islam terutama
kepada rakyat yang memang memiliki kontak langsung dalam perdagangan dan
jaminan politik dari raja-raja yang berkuasa secara langsung memberi ruang yang
cukup untuk mengenalkan islam secara terbuka. Sebenarnya wilayah selatan
thailand pada masa dahulu bukan termasuk wilayah thailand. Sebenarnya
semenanjung Malaya yang berpenduduk melayu yang dikelola dalam negara-negara
kecil. Orang-orang melayu ini memeluk agama islam sepanjang abad ke lima belas.
Satu abad sebelumnya, kerajaan Thailand mulai melakukan penakhlukan dan serangan
di semenanjung malaya yang memuncak pada 1767 M, dengan penaklukan semua negara
muslim sampai ke Ligor.
Hingga akhirnya wilayah
Patani pun menjadi bagian dari kerajaan sejak abad ke sembeilan belas . Inilah
yang nantinya membuat mengapa etnis muslim thailand terkonsentrasi di wilayah
selatan. Kaum muslim tidak hanya mampu mengontrol jalur perdagangan yang
melintasi semenanjung, namun juga mampu mengamankan perjanjian administratif di
seluruh kerajaan Ayutthaya. Namun demkian komunikasi yang kurang bagus dan
hal-hal lain yang bersangkutan dengan elit penguasa kerajaan pada saat itu yang
jelas non muslim membuat penyebaran islam menjadi terkendala dan hanya
terfokuskan di wilayah thailand selatan terutama yang berbatasan dengan
semenanjung Malaka dan wilayah malaysia (melayu).
Hingga pada akhirnya, rapuhnya melayu patani di thailand selatan,
hancurnya kekuatan politik dan hilangnya peran elite tradisional mereka
menimbulkan efek melemahkan umat. Bahasa melayu yang menjadi perekat identitas
mereka dan media dalam sistem pengajaran dihapuskan, karena mendapat pengawasan dari penguasa
kerajaan. Komunitas muslim yang belum banyak itu, hanya sekitar dua juta juwa
mengalami dilema yang kompleks. Diperburuk oleh keadaan kelompok muslim yang
terpusat di propinsi bagian selatan yang menginginkan kemerdekaan dan
keikutsertaan mereka dalam bernegara tidak mendapat tempat, akhirnya mereka
menjadi bangsa yang diburu dan ditaklukan.[38]
b)
Myanmar
Islam sampai ke Myanmar melalui banyak jalan. yaitu, para pedagang
arab muslim menetap di garis pantai selama abad pertama hijriyah (ke 7 M) atau
sesudahnya, mula mula di atas pantai Arakan, dan kemudian ke selatan. Kemudian
disusul oleh komunitas india dan malaysia (melayu) yang telah efektif dalam
menyebarkan agama islam. Akhirnya para pengungsi dari Yunnan di abad sembilan
belas menetap di bagian utara negeri itu. Suatu negara muslim pada saat itu
didirikan di Arakan ketika sultan bengal yang Muslim Nasiruddin Mahmud Shah
(1442-1459 M) membantu raja Sulaiman Naramitha membangun negara yang muslim.
Pemerintahan muslim berlangsung beberapa abad di Arakan dan meluas
ke selatan sejauh Moulmein selama pemerintahan Sultan salim Shah Razagri
91593-1612 M). Pada saat itu bahasa Persia merupakan bahasa negara bagu negara
muslim Arakan. Ibukotanya Myohaung. Pada 1784 myanmar yang pengikut budha
menaklukan negara muslim, diikuti antara 1824 dan 1826 oleh Inggris. Maka pada
saat Myanmar merdeka pada 1948, Arakan dimasukkan kedalam wilayah kekuasaan
negara Myamnar. [39]
c)
Wilayah Indocina
Pada abad pertengahan, Indocina dibagi kedalam tiga kerajaan: Annam
(Vietnam sekarang), Kampuchea dan Champa. Annam terdiri hanya dataran Tonkin
Utara, yakni delta sungai merah. Annam adalah negara budha. Sementara Kampuchea
adalah wilayah kerajaan Hindu yang memiliki wilayah lebih luas daripada yang
dimiliki oleh negara Kamboja dewasa ini. Sementara bagian tengah dari Vietnam
sekarang, pada waktu itu adalah wilayah kekuasaan Champa.
Wilayah ini pernah mengalami suatu fase yang memerankan peranan
pentingd alam perkembangan islam, khususnya di wilayah indocina, baik
menyangkut politik maupun ekonomi. Dominasi kaum muslim dalam perdagangan dan
upaya penyiaran islam yang amat gencar dilakukan di daerah ini telah membantu
menfasilitasi naik pamornya kelompok muslik di Indocina terutama yang berpusat
di wilayah kerajaan kampuchea. Di antara wilayah-wliayah indocina lainnya
seperti vietnam dan laos, wilayah Kampuchea memiliki peranan dan pengaruh kaum
muslim lebih besar, karena beberapa abad sebelumnya di Champa, yang kemudian
bergabung dengab kerajaan kampuchea pernah terdapat kesultanan Muslim.
Penduduk muslim kampuchea, sebagaimana kaum muslim lainnya bersifat
kosmopolitan. Mungkin karena faktor inilah yang kemudian menjadikan penguasa
kampuchea masuk islam di awal abad ke 17.
Mayoritas muslim di wilayah ini berasal dari etnis Cham. Sulit dipastikan kapan cham mulai mengenal al Qur’an. Islam memasuki masyarakat Champa diperkirakan pada periode dinasti Zoong di China (960-1280 M). Komunitas muslim cham sudah ada pada abad ke X.
Mayoritas muslim di wilayah ini berasal dari etnis Cham. Sulit dipastikan kapan cham mulai mengenal al Qur’an. Islam memasuki masyarakat Champa diperkirakan pada periode dinasti Zoong di China (960-1280 M). Komunitas muslim cham sudah ada pada abad ke X.
Tampaknya melalui hubungan dengan orang-orang melayu lah Cham
menjadi muslim. Setelah kejatuhan negeri pada tahun 1470 oleh kerajaan Annam
yang agresif dan selalu melakukan ekspansi dan mengambil seluruh wilayah
kerajaan Champa, menyaksikan sebagian komunitas mereka mengungsi ke Kampuchea,
dimana mereka semua adalah muslim. Maka kerajaan Champa ini memiliki pertalian
dengan negara Hindu jawa dan malaka. Ketika wilayah ini dikuasai oleh Annam dan
ditawarkan memasuki agama islam, memeluk islam secara masal. Hingga akhirnya
seperti dijelaskan sebelumnya melakukan emigrasi ke wilayah Kampuchea dan
sempat sukses membawakan agama islam kepada elit penguasa kerajaan kampuchea.[40]
3.
Adakah penyebaran Islam di Asia Tenggara oleh
orang Cina?
Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia
Tenggara hampir semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah
kepulauan dengan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman
dan Arabia Selatan. Pada abad ke-5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah
menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan mereka
telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi semacam
inilah yang dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk menyebarkan
Islam pada warga sekitar pesisir.[41]
Adapun beberapa bukti, bahwa masuknya Islam ke
Asia Tenggara oleh orang Cina Teori China
1) Dikemukakan oleh Emanuel Gadinho antara lain:
a)
Khan Fo atau Canton menjadi pusat perdagangan Arab sejak abad
9M.
b)
Menyebarkan Islam dikalangan peniaga China kemudian sebar ke Asia Tenggara.
2) Menurut Fatimi antara lain:
Berpindahahnya pedagang Islam di Canton ke Asia Tenggara pada 876 M.
3)
Bukti lain:
a)
Penemuan batu nisan bertarikh 1028 M di Permatang Pasir, Pulau Tambun,
Pekan Pahang mempunyai ayat al-Quran dan kalimah Arab ,bukti Islam telah sampai
sbelum abad 13M.
b)
Dibawa oleh mubaligh Cina menerusi Laut Cina Selatan ke Phang Rang IndoCina
dan Pekan Pahang.
c)
Persamaan seni bina China dan seni bina masjid di Kelantan, Malaka dan
Jawa. Di Melaka bentuk bumbung, atap genting, warna merah dan kuning pada kayu
kepala pintu, lantai, dinding, tangga, dan kolam air.[42]
4.
Dari beberapa
cara penyebaran Islam di Asia Tenggara, manakah yang paling dominan
mempengaruhi penyebarannya?
Hasil analisis penulis dari beberapa cara penyebaran Islam di Asia
Tenggara semua dominan dalam mempengaruhi penyebaran Islam di Asia Tenggara, karena satu sama lain
berkaitan, dan saling mendukung dalam mengembangkan agama Islam yang ada di
Asia Tenggara, dengan adanya bukti sebagai berikut:
a)
Perdagangan
Saluran
Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan
bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik
kapal dan saham. Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan
mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya
anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya.[43]
b)
Pernikahan
Jalur
perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan
anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati atau
bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang
terjadi antara Raden Rahmat atau Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa
yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.[44]
c)
Politik
Di Maluku dan
Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam
terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di
daerah ini. Contoh: Mega Iskandar Shah Malaka dengan Raja Malik al
Salih Pasai.[45]
d)
Saluran Tasawuf
Dengan tasawuf
bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan
alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru
itu mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan
ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran pra Islam itu adalah Hamzah
Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik
ini masih berkembang di abad ke-19 M bahkan di abad ke 20 M ini.
e)
Saluran pendidikan
Di pesantren
atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama.
Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau
berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang
didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri.
Keluaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama
Islam.[46]
f)
Saluran kesenian
Saluran Islamisasi melaui kesenian
yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga
adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta
upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya
mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari
cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran
nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat
Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan
seni ukir.[47]
B.
Kesimpulan
Letak Asia Tenggara sangat strategis dikarenakan: kedudukan Asia Tenggara
di tengah perjalanan Timur Barat, dihubungkan dengan Selat Melaka dan Laut Cina Selatan,mewujudkan banyak bandar seperti: Sriwijaya,
Perlak, Pasai, Malaka, Batam, Makasar, Brunei, dan Pattani, ada hubungan dengan Lautan Hindi dan
Laut China Selatan, mempertemukan pedagang, karena angin muson Barat Daya dan Timur Laut. Tiga teori datangnya Islam Asia
Tenggara,
yaitu : teori Semenanjung Arab, teori China, teori India. Cara penyebaran Islam di Asia Tenggara
diantaranya: Perdagangan, pernikahan, Politik, Saluran
Tasawuf, Saluran pendidikan, Saluran kesenian. Kerajaan Islam diantaranya: nKerajaan Perlak, Samudera-Pasai, Malaka, Aceh,
Demak, Mataram, Sulu dan Mindanau. Di Brunei : Pattani, Johor.
Pusat kebudayaan telah wujud di Perlak, Samudera-Pasai, Riau, dan Aceh. Penguasaan
kolonial memberikan dampak yang nyata terhadap Asia Tenggara. Kekuatan-kekuatan
kolonial memang memperoleh keuntungan yang besar dari sumber daya alam dan dan
pasar Asia Tenggara yang besar, akan tetapi mereka juga mengembangkan wilayah
ini dengan tingkat pengembangan yang berbeda-beda, sehingga terjadilah
perubahan demografis yang cukup besar. Munculnya lembaga-lembaga negara
bangsa
modern seperti birokrasi pemerintahan, pengadilan, media cetak, dan juga
pendidikan modern. Asia Tenggara modern memiliki ciri-ciri pertumbuhan ekonomi
yang tinggi pada sebahagian besar negara-negara anggotanya dan semakin dekatnya
integrasi regional.
DAFTAR RUJUKAN
Abdullah,
Taufik (ed). Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Dinamika Masa Kini, Jakarta:
PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.Tth
Asrofah, Hanun. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu. 1999
Azra, Azyumardi. Renaisans Islam di Asia Tenggara. Bandung:
Remaja Rosda Karya. 1999
Bakti, Andi Faisal. Islam and Nation Formation in Indonesia.
Jakarta: Logos. 2000
Basuki, Rahmat. Peradaban Asia Tenggara. Jakarta: Prenada
Media Group. 1999
Ibrahim, Ahmad. Islam di Asia
Tenggara. Jakarta: LP3ES. 1989
Ibrahim, Muhammad dan Rusdi Sufi. Sejarah Masuk dan
Berkembangnya Islam Islam di Indonesia. Jakarta: Al-Maarif. 1989
Kettani, M. Ali, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini. Terj.
Zarkowi Suyuti, Jakarta: PT. Raja grafindo Persada, 2005.
M. Lapidus, Ira. Sejarah sosial Ummat Islam. Bagian kesatu dan dua. Yogyakarta: PT.
Raja Grafindo Persada. 2000
Muzani, Saiful. Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia
Tenggara. Jakarta: Pustaka 3 LP3ES Indonesia. 1993
Zuhri, Saifudin. Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya
di Indonesia. Bandung: al-Maarif. tth
Subaguk. Sejarah Peradan di Asia Tenggara. Jakarta: Gelora
Aksara Pratama. 2000
Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradapan Islam. Bandung: Pustaka
Setia. 2008
Suwarno, Sasmito. Rangkuman Pengetahuan Umum. Surabaya:
Anugrah. 2005
Thohir, Ajid, Studi Kawasan Dunia Islam Perspektif
etno-Lingusitik dan Geo-Politik, Jakarta: Rajawali Press, 2009.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Grafindo
Persada. 2000
[1]
Ira. M. Lapidus, Sejarah sosial Ummat Islam.
Bagian kesatu dan dua, (Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2000), cet. II, hlm.717
[2] Ibid,
hlm. 172
[3]
Rahmat Basuki, Peradaban Asia Tenggara, (Jakarta: Prenada Media Group,
1999),hlm. 55
[4] Ibid,hlm.
35
[5]
Saifudin Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia,
(Bandung: al-Maarif, tth),hlm. 88
[6]
Subaguk, Sejarah Peradan di Asia Tenggara, (Jakarta: Gelora Aksara
Pratama, 2000), hlm. 32
[7]
Saiful Muzani, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara,
(Jakarta: Pustaka 3 LP3ES Indonesia, 1993), hlm. 27
[8] Ibid,hlm.
29
[11] Ibid.,hlm.
65
[12] Andi
Faisal Bakti, Islam and Nation Formation in Indonesia. Jakarta: Logos,
2000, hlm. 143-144
[13] Ibid,,hlm.
150
[14]
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradapan Islam, (Bandung: Pustaka
Setia,2008),hlm. 187
[15]
Ahmad Ibrahim,Islam di Asia Tenggara,
(Jakarta: LP3ES,1989), hlm. 45
[16]
Muhammad Ibrahim dan Rusdi Sufi, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam Islam
di Indonesia, (Jakarta: Al-Maarif, 1989),hlm. 102
[17]Badriyatim,
Sejarah Peradaban Islam, , (Jakarta: Grafindo Persada, 2000), hlm. 201
[19] Ibid.,hlm.
202
[21] Ibid.,
hlm. 204
[23] Ibid,.hlm.115
[24]
Hanun Asrofah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999), hlm. 45
[25] Ibid,hlm
55
[27] Azyumardi
Azra, Renaisans Islam di Asia Tenggara,(Bandung: Remaja Rosda Karya,
1999), hlm. 75-78
[30] Taufik
Abdullah, (ed). Ensiklopedi Tematis Dunia Islam , Dinamika Masa Kini,(
Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve),hlm. 27
[32] Ibid,.hlm.34
[33] Ibid.,hlm.
37
[34] Ibid.,hlm.46
[35]
Ahmad Ibrahim,Log. Cit., hlm. 45
[36] Ajid
Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam
Perspektif etno-Lingusitik dan Geo-Politik, (Jakarta: Rajawali Press,
2009),hlm.60
[38] M.
Ali Kettani. Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini. Terj. Zarkowi Suyuti.
(Jakarta: PT. Raja grafindo Persada, 2005),hlm. 86
[39] Ibid,.hlm.95
[41]
Saiful Muzani,Op.Cit,hlm.30
[42]
Muhammad Ibrahim dan Rusdi Sufi,Log. Cit,hlm. 102
[43]Badriyatim,
Log. Cit,hlm. 201
[45] Ibid.,hlm.
202
[47] Ibid.,
hlm. 204
Tidak ada komentar:
Posting Komentar